MUDIPAT.CO – “Dunia ini diciptakan Allah swt sesungguhnya untuk manusia, manusia diciptakan Allah swt ke dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah Swt.”
Demikian disampaikan Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah Surabaya Dr KH Imam Syaukani MA saat bertausiah pada Takbiran Akbar Keluarga Besar SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) Idul Fitri 1441 H, Sabtu malam (23/5/2020).
“Untuk itu marilah kita berpikir. Kita beriman dengan penuh dalam segala aktivitas bahwa hidup kita adalah untuk semata-mata beribadah kepada Allah SWT,” terangnya.
Dipandu Ustadz Mukhlisin, dengan lugas Kiai Imam membahas materi bertema “Kemenangan Hati Anugerah Ilahi.” Acara tersebut tersiar via live streaming: Zoom Meeting, kanal YouTube MudipatTV, dan Facebook Mudipat Pucang Surabaya. Acara diikuti siswa, guru dan karyawan, orang tua siswa Mudipat, serta para partisipan dari luar Mudipat.
Kiai Imam mengatakan, Ramadhan adalah bulan yang berkah. Di dalamnya ada peristiwa penting, yaitu turunnya Al-Qur’an. Dia kemudian mengajak agar momen Ramadhan dijadikan muhasabah untuk mendekatkan diri kepada Allah, terlebih saat ini dunia heboh dengan pandemi Covid-19. Manusia perlu banyak belajar pada peristiwa pandemi korona, kenapa ada anjuran di rumah saja.
“Hidup manusia itu akan dihabiskan di dua tempat. Harus diingat, yakni di rumah, tidur minimal 8 jam, di hari tua saat sakit, dan sebagainya. Yang kedua dihabiskan di tempat pekerjaan,” ungkapnya.
Maka, saat anjuran di rumah saja itu, dia mengajak agar manusia
menghidupkan ibadah di rumah secara maksimal. Itu sejalan dengan pesan
Rasulullah SAW.
“Bahwa jangan jadikan rumahmu sebagai kuburan. Jadikan rumahmu sebagai
tempat mendekatkan diri kepada Allah dengan mendirikan shalat-shalat
sunah. Jangan jadikan rumah seperti kuburan,” terangnya.
Maka, kata dia, covid-19 memberikan hikmah besar, yakni seorang ayah benar-benar diutus untuk menjadi imam dalam rumah tangga.
“Bagaimana kita melaksanakan syiamu Ramadhan dan shalat lail di rumah kita, dengan semangat iman kepada Allah, maka kita sudah tidak menjadikan rumah sebagai kuburan yang hanya untuk tidur,” katanya.
Selanjutnya agar rumah tak seperti kuburan, fungsikan sebagai pusat
sedekah, memberi kebahagian kepada orang dari rumah. Lalu, yang ketiga
agar rumah tak seperti kuburan, mau masuk dan di dalam rumah selalu
sebut nama Allah.
“Itu cara agar rumah kita tidak seperti kuburan. Kemudian banyak berdoa
bermunajat dalam rumah agar dianugerahi keluarga yang sakinah mawaddah
wa rahmah,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Mudipat M. Syaikhul Islam MHI menyampaikan mohon maaf atas segala kekhilafan. Dia mewakili keluarga besar Mudipat juga berharap apa yang tidak berkenan selama ini dapat dimaafkan dan diikhlaskan.
“Demikian juga jika ananda atau ayah/bunda ada kekhilafan yang tidak disengaja kepada kami, kami segenap guru dan tenaga kependidikan dengan tulus ikhlas memaafkan. Insya Allah kita zero-zero pada kesempatan kali ini,” ujar Ustadz Syaikhul dalam sambutannya. (Mul)