MUDIPAT.CO-Menyongsong tahun ajaran baru 2023/2024 SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya mengadakan Recharging di Aula Din Syamsuddin pada Jumat (14/07/2023).
Dengan tema Menjadi GTK Berkah, Sejahtera, dan Banyak Karya, acara itu diikuti guru dan tenaga kependidikan (gtk) Mudipat dan perwakilan sekolah Muhammadiyah lain yaitu SD Muhammadiyah 19 Surabaya.
Turut hadir Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Ngagel Ahmad Zaini, Sekretaris PCM Ngagel Sugeng Purwanto, dan Ketua Majelis Pendidikan Dasar Menengah PCM Ngagel Suyatno.
Hadir sebagai narasumber adalah anggota Majelis Pendidikan Dasar Menengah dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Ir Ridwan Hasan Saputra MSi. Sebelum narasumber menyampaikan materi, Ketua PCM Ngagel Ahmad Zaini menyampaikan sambutan.
“Manusia itu digolongkan menjadi tiga jenis yaitu manusia pedati, manusia merpati, dan manusia sejati,” katanya mengawali sambutan.
Zaini, panggilannya, menjelaskan manusia pedati itu kalau berjalan dicambuk lebih dulu, seperti kuda pedati yang dicambuk dulu baru mau jalan.
“Manusia merpati bisa terbang kemana saja setelah dikasih makanan. Manusia sejati itu seperti jantung dan paru-paru yang menempel di tubuh. Kedua organ itu tidak ada perintah tetapi secara otomatis menjalankan tugasnya,” jelasnya.
“Bayangkan kalau jantung dan paru-paru itu berhenti menunggu perintah dua detik saja akibatnya bisa fatal bagi tubuh,” tandasnya.
Dia menerangkan tiga kategori manusia di atas berlaku juga untuk kita semua, guru dan tenaga kependidikan (gtk) dimanapun berada.
“Manusia pedati bisa bekerja dengan baik, rajin karena takut hukuman, takut gajinya dipotong. Manusia merpati datang kerja dengan tertib, rajin karena ada pujian, dapat reward, dapat hadiah, dapat tunjangan,” terangnya.
Manusia sejati, dia melanjutkan, bekerja dengan rajin, disiplin tidak menghiraukan hukuman dan reward. Tetap semangat bekerja mengabdi pada sekolah.
“Kalau di Mudipat bekerja dengan rajin, disiplin, semangat tidak menghiraukan apakah dilihat Pak Edi Susanto, Pak Edi Purnomo, atau Bu Aliyatuz,” katanya.
“Manusia sejati adalah manusia yang paling bahagia. Kalau dia guru, dia merasa senang kalau bisa mengantarkan murid-murid meraih prestasi, misalnya juara olimpiade matematika, ipa, juara hafidz quran, dan lain-lain,” ujarnya.
Dia berharap kita semua menjadi manusia sejati atau guru sejati. “Saya berharap kita semua menjadi manusia sejati. Minimal menjadi salah satu kategori itu lumayan. Tapi kalau tidak termasuk dalam ketiga kategori itu, itu namanya manusia tidak tahu diri, kategori yang sangat buruk,” tuturnya.
“Semoga kita semua menjadi manusia sejati, guru sejati, karyawan sejati, dan Ikhlas dalam bekerja mendapat ridha dari Allah,” harapnya. (Anang)