MUDIPAT.CO – Menyemarakkan tahun baru hijriyah 1 Muharram 1443 H, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) menyelenggarakan kegiatan berkisah islami, Selasa (10/8/2021). Tema yang diusung pada kegiatan ini adalah “Mewujudkan Esensi Hijrah Bersama Menggerak Keterbaikan”. Kegiatan ini live melalui zoom dari pukul 07.00-16.30 WIB.
Acara berkisah islami terbagi menjadi enam sesi untuk kelas I-VI. Sesi pertama untuk siswa Kelas I, dengan pengisah Ustadzah Ika Lukita, SS,. pukul 07.00-08.15 WIB. Sesi 2 untuk siswa Kelas II pada pukul 08.30-09.45 WIB. Sesi 3 untuk Kelas III pada pukul 10.00-11.15 WIB. Pengisah Kelas II dan III adalah Ustadzah Erfin Walida Rahmania, S.Pd. Sesi empat untuk Kelas IV pukul 12.15-13.30 WIB. Sesi lima untuk Kelas V pukul 13.45-15.00 WIB. Pengisah untuk Kelas IV dan V adalah Ustadzah Tazkiyatun Nafsi El Hawa, SS. Sedangkan sesi enam untuk siswa Kelas VI pukul 15.15-16.30 WIB, dengan pengisah Ustadz Sulthon Aziz, M. Ag.
Berkisah pada sesi ketiga disampaikan secara paik dan interaktif oleh Ustadzah Erfin dan boneka Ale. Mengawali kisahnya, ia menyampaiakan makna hijrah yaitu berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Hijrah bisa juga dimaknai berubah dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik.
Lebih lanjut ia menceritakan perjuangan saat Rasulullah berhjrah dari Mekkah ke Madinah. Dimana Nabi Muhammad SAW, sebelumnya tinggal di Mekkah. Pada saat tinggal di Mekkah, semua orang mengakui Nabi Muhammad orang yang jujur dan dapat dipercaya. Sehingga mendapat gelar Al Amin. Meski begitu tetap saja banyak juga orang tidak menyukai, sebab Nabi menyebarkan ajaran Islam yang bertolak belakang dengan agama masyarakat di Mekkah pada saat itu.
“Sehingga Allah memerintahkan untuk berhijrah ke kota Yastrib”, lanjutnya. Pada malam sebelum hijrah tersebut, orang Quroisy merencanakan pembunuhan terhadap Nabi. “Rumah Nabi dikepung, awalnya Nabi ragu untuk pergi. Namun Allah mengatakan “jangan ragu”, ceritanya.
Ia melanjutkan cerita, akhirnya Nabi sampai di sebuah gua, yaitu gua Tsur. Sementara orang Quroisy mengadakan sayembara, barangsiapa dapat menemukan Nabi akan dapat 100 ekor unta. “Maka orang-orang berlomba untuk mencari dan menemukan Nabi”, ujarnya.
Ustadzah Erfin menegaskan hijrahnya Nabi ini bukan hal yang mudah, Nabi mengalami banyak rintangan dan penderitaan, namun hal ini tetap ia kerjakan karena taqwa dan perintah dari Allah. Hingga sampailah di Kota Yastrib, kemudian mengganti nama Yastrib menjadi Madinah.
Kegiatan berkisah ini, juga diwarnai candaan dan interaksi antara siswa dengan boneka Ale. Sehingga anak-anak nampak antusias, terlebih Ustadzah Erfin memberikan contoh hijrah yang sederhana dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti yang biasa bangun pagi telat, sehingga shalat shubuh telat, sekitar pukul 05.30 WIB, maka setelah ini harus punya tekad untuk berhijrah. Dengan mengubah Kebiasaan kurang baik menjadi lebih baik lagi, yaitu bangun menjadi pukul 05.00 WIB, sehingga shalat Shubuh juga tidak telat lagi. (Azizah)