MUDIPAT.CO – Sekolah Muhammadiyah harus berada di garis terdepan. Jangan mau hanya di tengah-tengah, apalagi di belakang.
Demikian disampaikan Ketua Majelis Dikdasmen PWM Jatim Dr. Arbaiyah Yusuf, MA saat memberi Keynote Speech Muhammadiyah’s School Leaders Forum (MSLF) 2021. Acara tersebut diselenggarakan FOSKAM SD-MI Jatim dengan Mentari Group, Rabu (31/3/2021).
Acara yang mengusung tema Menyiapkan AKM dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris itu diikuti 557 peserta secara virtual via Zoom, Live Streaming di kanal YouTube MudipatTV dan FB Mudipat Pucang Surabaya.
Hadir juga memberi Opening Remark, Ketua FOSKAM SD-MI Jatim Muhammad Syaikhul Islam, MHI dan Special Speech, Chief Operating Officer of Mentari Group Tri Turturi. Sedangkan ada dua narasumber Pelatih Mentari Teacher Academy Endra Kriswanto, MM dan Dosen PPs Linguistik FIB UI Sisilia Setiawati Halimi, Ph.D.
“Penting saya sampaikan, pertama tentang leadership itu sendiri karena di sini adalah Muhammadiyah’s School Leaders Forum. Maka satu hal yang selalu ingin saya ingatkan kepada kawan-kawan, leadership itu adalah how to translate vision in to reality.” Jelasnya.
Syarat utamanya tentu saja pemimpin harus punya visi dan mampu mengaplikasikannya. Setiap pemimpin dan sekolah-madrasah harus punya visi. Visi yang saling berkait.
“Di mana visi sekolah itu diorientasikan untuk mencapai tujuan tertentu dengan jangka waktu yang panjang yang filosofis penuh makna. Yang sangat bermakna buat manusia. Karena pendidikan itu buat manusia,” tambah Arbaiyah.
Yang kedua setelah punya visi, seorang pemimpin harus memahami profil siswa itu sendiri. Sebagai upaya mewujudkan karakter utama siswa Indonesia. Yakni siswa yang religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas.
“Di dalam filsafat manusia itu yang wajib dipelajari hanya 4 sebenarnya. Yakni pendidikan moral, ada agama di situ, matematika, sains, dan bahasa. Empat itulah sebenarnya yang harus kita dikuasai dan harus ditransferkan yang harus di internalisasikan oleh sekolah.”
Maka apa kaitannya dengan bahasa. Bahasa ini menjadi bagian dari budaya yang penting di mana di dalam bahasa pasti ada budaya. Pendidikan Muhammadiyah juga memberikan porsi penting untuk internalisasi Bahasa, termasuk Bahasa Inggris.
“Sekolah Muhammadiyah yang sudah mengembangkan bahasa Inggris secara bersamaan dengan penuh komitmen maka sekolahnya pasti kualitas,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua FOSKAM SD-MI Jatim Muhammad Syaikhul Islam, MHI pada opening remark menegaskan FOSKAM ingin berbagi dan saling menguatkan sekolah-sekolah satu dengan yang lain.
“Mudah-mudahan acara ini jadi sarana berbagi ilmu berbagi pengalaman yang terutama tentang menyiapkan asesmen ketuntasan minimum (AKM) pada bulan September atau Oktober tahun ini, yakni mereka yang duduk di kelas 5,” terang pria yang juga Kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya itu.
Kegiatan itu juga diniatkan untuk pengembangan diri pada aspek pengembangan pembelajaran Bahasa Inggris. Itu dikatakakan sangat penting karena mengingat di Indonesia bahasa Inggris masih menjadi bahasa asing yang belum menjadi seken bahasa.
“Kemampuan Bahasa Inggris diharapkan bermanfaat dan menjadi salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh anak-anak kita. Kepada Mentari Group dan segenap pengurus FOSKAM terima kasih atas kerjasama baiknya sehingga cara ini berlangsung sukses.” Pungkasnya. (mul)