MUDIPAT.CO – Hikmah penting yang perlu direnungkan dari mayat, khususnya mayat perempuan adalah saat dia dikafani. Sebab mayat perempuan kalau dikafani lengkap dengan kerudungnya.
Demikian pesan ceramah Ustadzah Erfin Walida Rahmania SPdI saat memberi materi perawatan janazah atau mayat pada Restorasi Ibadah dan Ahklaq Anak Shalih (RIAS) kelas 6 kelompok putri. Acara itu digelar di Auditorium TMB SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Sabtu (18/1/2020) sore.
“Mayat saja mau dimasukkan ke liang lahat dipakaikan kerudung. Maka malulah kalian yang kalau mau keluar rumah nggak pakai kerudung. Jadi jangan nunggu jadi mayat berkerudungnya,” ujarnya di hadapan peserta RIAS putri.
Dalam kesempatannya alumnus FAI Universitas Muhammadiyah Malang itu menjelaskan kaifiyah merawat mayat, mulai dari mayat baru melepas nyawanya hingga dikubur.
“Hal yang wajib dalam merawat mayat yang pertama adalah memejamkan matanya, menutup mulutnya, mensedekapkan, dan meluruskan kakinya. Yang kedua, menutup mayat dengan kain. Ketiga, memandikan. Keempat, Mengafani. Kelima, menshalati, dan Keenam, menguburkan,” jelas Ustadzah Erfin.
Lebih lanjut ibu satu anak ini menerangkan tata cara memandikan mayat. Dimulai dari menyiapkan tiga ember air. Persiapkan juga sabun dan kapur barus. Untuk memulai memandikan mayat maka mulailah dari anggota kanannya. Selanjutnya mandikanlah dengan bilangan gasal. Yakni tiga atau lima kali atau lebih dari itu, dengan air dan daun bidara. Setelah mandi lalu diwudhukan.
“Hendaklah mayat pria dimandikan oleh orang pria. Perempuan juga dimandikan perempuan. Tapi dibolehkan asal suami atau istri atau anak. Saat memandikan tubuhnya ditutup kain,” terang Peraih Juara 1 Lomba PTK tingkat Nasional itu.
Selain itu, dijelaskan tata cara mengafankan mayat. Pertama-tama prinsipnya harus kafani atau bungkuslah mayat dengan baik dari kain putih. Tali kain dijejer di bawah kain kafan sebanyak tujuh. Kain yang diperlukan untuk mayat laki-laki tiga lembar sedangkan untuk mayat perempuan lima lembar.
“Mayat perempuan itu tujuh termasuk dengan kain basahan, baju kurung, kudung-selubung. Lalu mulailah membungkus dari sisi kanan. Talinya yang tujuh itu diikatkan dengan simpul hidup karena di kubur nanti akan dilonggarkan,” jelasnya.
Peserta tampak antusias dengan materi tersebut. Setelah diampaikan materi, peserta melakukan praktik. Peserta putra pun belajar dengan serius di tempat yang berbeda yaitu di Masjid KH Ahmad Dahlan. Mereka dibimbing oleh para ustadz. (mul)