MUDIPAT.CO – Sebelum mengawali pembelajaran di semester II, guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) mengikuti The 5th ACCESS (Academic Enlightening Session), di Auditorium TMB Mudipat, Sabtu (4/1/2020).
Prof. Dr. Biyanto, M.Ag. (Wakil Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur) yang memberi keynote speaker. Guru besar UIN Sunan Ampel ini memberikan pencerahan tentang Pendidikan Abad XXI dan Respon Sekolah Muhammadiyah.
Menurutnya Abad XXI tidak bisa dipisahkan dengan revolusi industri 4.0 dan disruptif. Bagaimana pendidikan Muhammadiyah menghadapi dua trend tersebut? Bagaimana pendidik merespon secara positif dalam mendidik generasi milenial?
Lebih lanjut wakil sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menjelaskan revolusi industri juga memiliki kecendurang global, seperti beberapa pekerjaan akan hilang dan tumbuhnya jenis kompetensi baru berbasis TIK.
Hal tersebut menurutnya juga berimplikasi dengan dunia pendidikan. Kebijakan pendidikan pun mengalami perubahan. Menteri Pendidikan, Nadim Anwar Makarim mengeluarkan empat program strategis.
Pertama ujian sekolah berstandar nasional sepenuhnya diserahkan ke sekolah. Kedua ujian nasional dihapus dan diganti asesmen kompetensi dan surve karakter. Ketiga perubahan rencana pelaksanaan pembelajaran dan yang terakhir zonasi direstrukturisasi presentasi kuotanya.
Untuk sekolah Muhammadiyah sendiri biasanya selalu melampaui standar yang ditetapkan pemerintah. “Muhammadiyah suka nabrak-nabrak aturan, tapi yang positif,” ucapnya. Ia memisalkan jika standarnya 8, maka Muhammadiyah bisa melampaui hingga angka 10.
Ia juga menambahkan keterampilan yang harus dimiliki peserta didik abad 21 meliputi tiga hal. Pertama kualitas karakter yaitu bagaimana siswa beradaptasi pada lingkungan yang dinamis. Kedua adalah literasi dasar, bagaimana siswa menerapkan keterampilan dasar sehari-hari. Ketiga, kompetensi. Bagaimana siswa memecahkan masalah kompleks.
Di akhir sesi ia menegaskan untuk mewujudkan keunggulan haruslah mengubah state of mind. Selain itu mulai dari yang kecil tetapi bermakna, konsisten, menjadi bagian jaringan sekolah unggul, mengembangkan franchise and creative immitation, dan rebranding atau newbranding. (azizah)