MUDIPAT.CO – Malaysia memancarkan pesonanya yang luar biasa. Itu dapat Anda rasakan sesaat setelah landing di bandara Kuala Lumpur International Air Lines 2 (KLIA2). Anda akan disambut dengan bandara modern dan bersih, lalu dimanjakan dengan jalan raya mulus, hamparan hijau pohon sawit sampai menuju ke destinasi wisata yang dituju.
Pantas saja Negara Jiran ini menjadi salah satu negara destinasi TKI (Tenaga Kerja Indonesia). Mereka mengadu nasib mengais rezeki demi sesuap nasi dan sebongkah berlian (lirik band Wali).
Kami rombongan guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) sedang employee gathering di Melaka dan Kuala Lumpur, Malaysia (21-24/2/2019) menyaksikan betul keindahan negeri itu. Seperti saat di Putrajaya terdapat small city berdiri Agung masjid Raya Putera memberikan kenyamanan jamaah dan pengunjungnya di setiap sudutnya bersih, harum, sejuk, dan gedung-gedung pemerintahan nan apik.
Tidak hanya itu ketika menuju wahana air Malaka River Cruise anda akan dimanjakan pemandangan sungai bertabur lampu penuh warna di sepanjang bahu sungai pemandangan itu akan semakin membuat Anda terpana. Tatanan kota dengan berhias gedung-gedung menjulang,bersih,dan rapi serta pemandangan yang memesona sepanjang mata memandang dan membuat dada berdebar dengan kejutan-kejutan tiap tempatnya tentu dipikir matang dan total serta tak sembarangan oleh desainer negara hebat.
Pembangunan infrastruktur yang digarap dengan modern ini tentu membutuhkan banyak tenaga kerja agar tercapai target sesuai cita-cita. Pembangunan di banyak tempat ini kemudian menarik tenaga kerja asal Indonesia berbondong-bondong mengais rezeki demi kelangsungan hidup keluarga di masa depan. Demi memperjuangkan hari esok yang lebih cerah.
Ironi memang mereka para pahlawan devisa yang memberikan kontribusi devisa negara cukup besar harus merantau sangat jauh berpisah dari keluarga dan tak jarang berurai air mata menanggung derita yang kadang tak manusiawi di parantauan. Do’a terbaik untuk mereka semoga akan ada solusi konkrit dari pemerintah Indonesia untuk pejuang devisa ini.
Muhammad Syaikhul Islam, MHI. Selaku Kepala Mudipat berharap melalui program ini pegawai Mudipat memiliki wawasan baru tentang wawasan Internasional.
“Dan ini adalah the first time kita menyelenggarakan. Ini juga upaya balance marking semacam upaya study banding atau membandingkan dan mengambil apa yang positif di Kuala Lumpur dan Malaka Malaysia untuk bisa dibawa pulang ke Indonesia menjadi wawasan baru, planning baru terutama untuk mengembangkan sekolah tercinta,” ucap ayah satu anak itu.
Kesan mendalam sangat dirasakan oleh semua peserta employee gthering ke Malaysia. Semoga ke depan program seperti ini akan terus berlanjut.
Kuala Lumpur, 24 Februari 2019
Kolom oleh: Ustadzah Ummu Sulaim, SS (Kepala Urusan Kesiswaan Mudipat)