MUDIPAT.CO – Festival Tahun Baru Islam 1 Muharram 1440 Hijriyah berlangsung seru dan hikmat di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Jum’at (14 /9/2018). Tak hanya hadiah yang siapkan panitia, insyaallah peserta juga akan mendapat pahala.
Ada 10 lomba pada fersival tersebut. Di antaranya, lomba Dai Cilik, Tahfidzul Qur’an, Adzan dan Iqamah, dan Qira’ah. Selain itu ada lomba Story Telling Islami, Menulis Cerpen Islami, Mading Islami, Cerdas Cermat, Shalat Berjama’ah, dan Kaligrafi.
Aminah Qurrotu A’yun, salah satu peserta cerdas cermat perwakilan kelas IV-A yang meraih juara 1 mengaku bahagia akhirnya perjuangan belajar bersama timnya membuahkan hasil. Bocah pemalu ini mengisahkan awalnya tidak terlalu PeDe untuk ikut lomba.
“Akhirnya kami ikut karena didukung sepenuh hati oleh orangtua kami, juga Bu Sri (wali kelasnya),” kisah A’yun.
Sementara itu peserta lainnnya Ataullah Azfar Athari mengatakan, dirinya tak terlalu ambisi mendapatkan hadiah materi. Menurut siswa kelas 4-B SD Mudipat itu, belajar sungguh-sungguh yang dia dan timnya lakukan adalah semata untuk meraih pahala dari Allah SWT.
“Tidak usah sedih meskipun tidak menang, pokoknya sudah usaha melakukan yang terbaik,” ucap bocah yang langganan juara matematika sampai level internasional itu.
Ata, sapaannya, beserta timnya tak mau risau meski timnya pada lomba cerdas cermat kelas empat hanya meraih juara 3. Sebab motivasinya memang bukan materi semata.
“Kalau mikir hadiah, kalau kalah pasti sedih,” tandas bocah yang bercita-cita ingin jadi mubaligh itu.
Ketua panitia festival Muharram Sulthon MAg mengatakan, lomba-lomba yang diselenggarakan Mudipat sejatinya untuk menyemarakkan tahun baru Islam. Kemudian untuk menyadarkan diri sebagai kaum Muslim agar selalu berpedoman kepada Al-Qura’an, yang di mana Allah SWT tegaskan sebagai umat beriman harus berlomba-lomba dalam kebaikan.
“Anak-anak berlomba sejatinya mereka makin mengasah pengetahuannya. Memang kita umat Islam harus terus berbenah. Harus terus baik, kalau tidak lalu apa yang mau dijadikan bekal mati kelak? Apa yang mau dibawa ke hadapan Allah SWT?” tegas guru Al-Islam Kemuhammadiyahan itu. (mul)
