MUDIPAT.CO – Jika guru ingin siswanya makin cinta pelajaran matematika, boleh mengimitasi cara guru ini mengajar. Metode ini terbukti memberi pengalaman unik dan seru bagi seluruh siswa kelas 1-B saat belajar materi penjumlahan, Kamis (30/8/2018). Media yang digunakan adalah bentuk layang-layang. Di mana layangan sangat identik dengan permainan anak-anak.
Adalah Farikha Fatmawati SS, guru kelasnya. Ia menyiapkan bentuk layang-layang sejumlah siswa kelas 1-B tersebut. Kemudian menempel penjumlahan angka dari 1 sampai dengan angka 10. Setiap siswa mendapat angka penjumlahan yang berbeda. Selanjutnya setiap siswa diberi manik-manik, masing-masing sejumlah 10.
Langkah selanjutnya mereka diajak untuk menghitung hasil penjumlahan di layang-layang tersebut. Kemudian memasukkan manik-manik ke dalam benang layang-layang hasil penjumlahnya. Siswa yang sudah berhasil diinstruksikan untuk mengangkat hasil karyanya.
Bu Farikha- panggilan keseharianya mengatakan bahwa ini merupakan materi penjumlahan sederhana angka 1-10. Serta mengenalkan bentuk layang-layang agar dikenal oleh anak-anak. Mengajarkan penjumlahan dengan benda konkrit akan lebih dicerna dan dipahami.
“Dengan Belajar melalui benda konkrit, siswa lebih cepat menangkap dan memahami. Sedangkan bentuk layang-layang dipakai karena unik. Ini juga media untuk mengenalkan kepada mereka permaianan tersebut, sebab anak-anak zaman sekarang banyak yang tidak tahu bentuk layang-layang, bahkan sudah jarang yang memainkanya”, ungkapnya.
Selanjutnya ia mengatakan yang terpenting adalah pembelajaran ini juga melatih motorik halus siswa. “Dengan memasukkan manik-manik ke dalam benang, otomatis siswa akan dilatih kemampuan motorik halusnya”, jelasnya. (Azizah)