MUDIPAT.CO – Dua mahasiswi Universitas Hiroshima, Matsuzaki Mamoka dan Urashima Riko, hadir di tengah peserta ekskul Bahasa Jepang SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya. Bertempat di Auditorium Din Syamsuddin Mudipat, Sabtu (4/3/2023) duet mahasiswa fakultas kedokteran itu hadir di tengah 42 siswa-siswi dan 5 pendamping ekskul Jepang.
Momen ini merupakan momen kedua sejak tahun 2022 bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair). Rangkaian kegiatan kerjasama ini meliputi seminar dan penyuluhan kesehatan gigi, hingga menghadirkan mahasiswa asing dari Jepang. Drg. Hilmy perwakilan FKG Unair menyampaikan bahwa aktivitas ini akan berlanjut selama MoU dengan Mudipat terus diperbarui.
“Terima kasih atas antusiasme adik-adik Mudipat menyambut tamu kami (dari Jepang, red). Semoga kegiatan pagi ini memberi manfaat,” ucap dokter muda alumni Hiroshima University tersebut.
Ustadzah Aliyatuz Zakiyah, M.Si. pun menyampaikan rasa senangnya dengan kehadiran tamu asing tersebut. “Dengan kegiatan seperti ini dapat menambah wawasan global anak-anak Mudipat. Siapa yang bercita-cita sekolah di Jepang?” Tanyanya disambut angkat tangan seluruh siswa.
Guna menyambut dua tamu tersebut, siswa-siswi Mudipat menampilkan tarian khas jepang, perkenalan, dan menuliskan huruf kanji di atas kertas dengan tinta khas Jepang. Tulisan tersebut berbunyi ‘selamat datang di Mudipat’.
Membuat Origami Khas Jepang
Selanjutnya Momo dan Riko, panggilan akrab mereka, mengajak peserta ekskul Jepang untuk membuat origami angsa yang cukup rumit. Mereka berdua berkolaborasi memberi penjelasan, mempraktikkan, hingga membimbing satu per satu siswa Mudipat membuat origami tersebut.
“Origami diambil dari bahasa Jepang yang berarti sampul kertas yang bisa dibentuk. Kami akan bagikan kertasnya dan mari membuat angsa,” pandu mahasiswi fakultas kedokteran ini sambil membagikan kertas motif bunga.
Peserta ekskul Mudipat sangat terkesan dengan kehadiran tamu Jepang tersebut. Tidak sedikit siswa yang tak sabar menghampiri Momo dan Riko untuk minta diajari melipat origaminya. Mereka pun tak segan mengajari step per step cara pembuatannya. “Yee… Angsaku jadi,” ucap Rania Odelina, siswi ekskul Jepang kelas III-I, sambil menunjukkan angsa origaminya.
Terkesan dengan Lemper dan Cenil
Setelah acara usai, Momo dan Riko diajak mencicipi jajanan tradisional seperti lapis, kroket, lemper, pastel, dan cenil. Saat mencoba lemper, sontak Momo berkata, “It is like onigiri in Japan.” Mereka pun mencoba jajanan lain yang dirasa unik.Momo dan Riko mengaku bahwa cenil dengan topping parutan kelapa lah yang terenak. “Kami biasanya hanya menemukan air kelapa kemasan di sana,” ucap Riko sambil tersenyum. (Erfin)