“Wahai Ahli Kitab! Sungguh, Rasul Kami telah datang kepadamu, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan, “Tidak ada yang datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan.” Sungguh, telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” Demikian terjemahan Surat Al maidah ayat 19 yang dikupas pada kajian tafsir kali ini, Jumat (13/1/2023).
Seperti pada kajian tafsir sebelumnya, kajian yang diikuti seluruh guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) ini diasuh oleh Dr. H. M. Sholihin, S.Ag., MPSDM. Ia menjelaskan ayat 19 ini mengandung kabar gembira bagi orang Islam. Mengapa Islam mengandung kabar gembira? Menurutnya ada lima hal yang menjadikan Islam menjadi kabar gembira bagi umat manusia.
Pertama, dengan agama manusia jiwanya menjadi suci, bersih. Sebab, muara dalam beragama sejatinya supaya manusia jiwanya menjadi suci. “Orang yang jiwanya bersih, pikirannya selalu ingat pada Allah, selalu bergantung pada Allah, mudah melakukan kebaikan, dan selalu memohon pertolongan hanya pada Allah. Ala bidzkrillahi tathmainnul qulub. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram,” jelasnya.
Kedua, agama sebagai petunjuk, hudal lin naas. Menurutnya, manusia selalu butuh petunjuk dan agama petunjuk yangg terbaik. Dalam melaksanakan segala sesuatu harus berlandaskan agama. Misalnya, mengatur keluarga, mengatur negara, bahkan mengatur pribadinya harus sesuai agama. “Intinya dalam beragama itu laksanakan apa yang diperintah dan tinggalkan apa yang dilarang. Beres, dijamin uripe tentrem,” ujarnya.
Ketiga, agama menjamin keselamatan hidup manusia. “Kalau ada yang hidupnya tidak selamat atau ruwet meski sudah beragama, berarti perlu dikoreksi lagi bagaimana Aqidah, ibadah, dan akhlaknya. Islam adalah selamat, dengan melaksanakan nilai-nilai ajaran Islam manusia akan selamat,” tegasnya.
Selanjutnya kabar gembira yang keempat adalah agama menjamin kesejahteraan, terutama kesejahteraan lahir dan batin. Ia memaparkan banyak sekali dalil yang menjamin kesejahteraan bagi orang yang taqwa. Salah satunya terdapat pada Surat Ath Thalaq ayat 2-3, Terjemahanya”…Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”
Sedangkan kabar gembira yang kelima adalah agama mengandung pembeda. Agama membedakan yang baik dan buruk. Ustadz Sholihin mengingtakan yang tidak kalah penting dari ayat 19 ini adalah bunyi akhir ayat, wallahu ala kulli syai-in qodir, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu. “Segala sesuatu adalah ketentuan Allah. Tugas manusia beragama sudah jelas, yaitu kerjakan yang diperitahkan dan jauhi yang dilarang,” pungkasnya. (Muhimmatul Azizah)