Liputan Muhimmatul Azizah, Pemred Majalah Arba’a.
MUDIPAT.CO – Ratusan siswa kelas V dan VI SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) mulai pukul 10.00 WIB nampak mulai berdatangan ke sekolah. Siswa putra langsung menuju gedung ADP, sedangkan siswa putri langsung menuju gedung belajar lama.
Nampak wajah sumringah dari mereka. Sambil membawa kasur (perlengkapan untuk tidur), tas dan lain-lain, mereka langsung menuju ruang kelas tempat mereka dan menginap.
Mereka pun nampak antusias menyambut kegiatan Pemantapan Iman dan Keislaman (PIK) yang harus mereka ikuti, Sabtu-Ahad (15-16/10/2022). PIK kali ini berbeda dengan sebelum-sebelumnya. Kali ini kegiatan peserta putra dan putri dipisah. Peserta putra bertempat di ADP, sedangkan kegiatan peserta putri ada di gedung belajar lama.
Dalam sambutanya, Ustadzah Aliyatuz Zakiyah, wakil kepala sekolah menyampaikan tujuan dari PIK. Tidak lain adalah untuk menguatkan iman dan Keislaman siswa.
Ia pun melanjutkan dengan menceritakan muslimah yang syahid pertama kali (Syahidah), yaitu Sumayyah binti Khayat. Ia merupakan budak dari Abu Hudzaifah.
Sumayyah menikah dengan Yasir dan dikarunia putra yang bernama Amar bin Yasir. Ia merupakan anak shalih, yang mengikuti ajaran Rasulullah.
Amar akhirnya mengajak ayah ibunya masuk Islam. Mendengar keluarga Sumayyah, Bani Makhzum marah. Sumayyah dan keluarganya dianinaya, dicambuk, dan dijemur di tempat yang sangat panas. Ia juga tidak diberi makan maupun minum.
Pada saat disiksa datanglah Abu Jahal. Ia mengolok-olok Sumayyah, tapi ia tetap teguh menyebut ‘ahad-ahad’, yang artinya Allah Maha Esa.
“Akhirnya Abu Jahal marah dan dibunuhlah Sumayyah,” ujarnya.
Ustadzah Aliya mengharap agar siswa bisa mengikuti keteguhan Sumayyah binti Khayat dalam mempertahankan iman dan agamanya.
“Semoga kalian tetap menjaga iman dan Islam sampai akhir hayat,” ungkapnya.
Editor: Mul