MUDIPAT.CO – Sesuai tujuannya, Pemantan Iman dan Keislaman (PIK) kelas 5 dan 6 SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) adalah untuk memantapkan anak didik Mudipat dalam keimanan dan wawasan keislaman.
Kegiatan digelar di dua lokasi. Yang putra di gedung ADEC yang putri di gedung utama Mudipat, Sabtu-Ahad (15-16/10/2022). Peserta digembleng agar sholih sholihah dan makin dalam pemahaman keislamannya. Dalam kegiatan tersebut selain dibekali materi-materi, beberapa siswa juga diberi amanah menyampaikan kuliah tujuh menit (kultum).
Salah satu penyampai kultum, Valerian Syachnanda Aryanova (kelas 6D), dalam kultumnya menyampaikan pentingnya menjaga toleransi antar umat beragama dan sesama warga negara.
“Sudah sepatunya Kita sebagai orang muslim menjaga hubungan baik kita dengan sesama warga negara. Kita harus baik dengan tetangga kita meskipun berbeda agama. Sebab mereka adalah tetangga terdekat kita. jika terjadi suatu di rumah, tetangga inilah yang pertama yang membantu kita,” ucapnya.
Valen, sapaannya, meneruskan kultumnya, toleransi secara konkret diartikan: saling menghargai, saling menolong, menghormati orang lain pada saat melakukan ibadah, menghormati acara umat agaman lain tidak mengganggunya tidak membuat kegaduhan dan berisik, bisa menerima pendapat orang lain, menjaga sopan santun atau etika, dan berteman dengan semua penganut agama, tidak memilih-milih teman.
“Dengan begitu sikap toleransi antar umat beragama akan terjadi sehingga tidak akan terjadi perpecahan dan dapat mempererat hubungan sesama manusia. Dalam Islam rasulullah mengajarkan toleran dengan semua orang meski ada perbedaan,” terang siswa berkacamata itu.
Rasulullah Bahkan dalam sebuah riwayat, lanjut Valen, pernah berbuat baik kepada orang kafir. Padahal orang Kafir itu akan menjahatinya. Tapi lantaran orang kafir itu meminta maaf kepada Rasulullah, maka Rasulullah memaafkan.
“Ini perlu diteladani. Nabi Muhammad ketika berada di bawah pohon Rasulullah menaruh pedangnya karena hendak istirahat, ketika Rasulullah beristirahat sahabatnya pun mengambilkan pelepah kurma untuk tempat Rasulullah berbaring. Ketika Rasulullah berbaring tanpa pedang tiba-tiba ada kafir yang mengambil Pedang Rasulullah dan dihunuskan ke leher Rasulullah sambil berkata: siapa yang akan menolongmu sekarang Muhammad?” kisah Valen.
“Dalam keadaan tidak berdaya Rasulullah hanya mengatakan: Allah. Seketika itu pula bergetar tangan orang Kafir tersebut, lalu pedang yang dipegangnya pun jatuh. Rasulullah lantas meraih pedang tersebut dan membalikkan keadaan. Pedang berada di leher orang kafir. Rasulullah kini bertanya: Siapa yang akan menolongmu? Orang kafir itu berkata: wahai Muhammad engkau itu orang baik lepaskan aku, dan Nabi Muhammad pun melepaskan orang kafir itu,” jelas Valen.
Lantas Valen berpesan kepada rekannya agar menjaga toleransi tapi juga harus tegas sekaligus pemaaf meskipun kepada orang kafir. Kemudian Valen menutup kultumnya dengan mendoakan teman-temannya agar bisa berlaku baik, tidak tegaan, dijauhkan dari sifat iri dengki, dan sifat menyakiti orang lain. Rekan-rekannya mengamini lalu memberi aplaus meriah. (Mul)