MUDIPAT.CO – Kajian tafsir rutin yang diasuh oleh Dr. H. M. Sholihin, S.Ag., MPSD kali ini mengupas Surat Al Maidah ayat 2, Jumat (29/07/2022). Seperti biasanya, kajian ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). Sejak pukul 06.30 WIB semua guru dan karyawan sudah berbondong-bondong masuk ke Masjid KH. Ahmad Dahlan, untuk menyimak kajian ini.
Kali Ustadz Sholihin, sapaan akrabnya menjelaskan bahwa Surat Al maidah ayat 2 masih berkaitan dengan ayat 1 sebelumnya. Ia menegaskan bahwa setiap manusia memiliki perjanjian dengan Allah. Perjanjian tersebut sejak manusia berada dalam kandungan, yaitu dengan syahadat.
Selanjutnya, perjanjian manusia dengan Allah yang lainnya menurut Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur antara lain sesama manusia harus saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan ketaqwaan, tolong menolong dalam kebaikan, dan amar makruf nahi munkar yaitu mengajak kebaikan dan mencegah kemunkaran.
Sehingga menurut Ustadz sholihin ayat tersebut memberi penegasan bahwa pertama, manusia tidak boleh melanggar janjinya kepada Allah. Kedua, manusia tidak boleh melanggar kehormatan bulan-bulan haram yang dimuliakan. Di mana pada bulan-bulan tersebut dilarang melakukan peperangan dan harus banyak-banyak beribadah kepada Allah.
Ketiga, tidak mengganggu hadyu (hewan-hewan kurban) dan qala’id (hewan-hewan kurban yang diberi tanda). Menurutnya hadyu berbeda dengan kurban. Hadyu adalah hewan kurban yang disembelih setelah usai berhaji. “Hadyu hanya untuk satu orang. Satu ekor hewan untuk satu orang. Sedangkan kurban, satu hewan bisa untuk satu keluarga,”ungkapnya.
Keempat, jangan mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam. Hal ini bermakna bahwa manusia tidak boleh menghalangi orang yang mau cari karunia dan ridho Allah. Sebab jika kita memberi kemudahan pada orang lain, maka sama halnya memberi kemudahan pada diri kita sendiri.
Sebagaimana sebuah hadist menyebutkan, wallahu fi aunil abdi, ma kanal abdu fi auni akhihi.”Yang artinya: Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang Mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat.”
“Oleh karena itu pertolongan Allah sangat dekat pada orang yang selalu menolong orang lain,” pungkasnya. (Azizah)