MUDIPAT.CO- Siswa SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya memulai pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen untuk tahun pelajaran 2022/2023, Senin (18/07/2022). Sejumlah 1.468 siswa tumplek blek di kampus Mudipat yang berlokasi di Jalan Pucang Anom 93 Surabaya itu.
Siswa-siswi tampak semringah di hari pertama masuk sekolah. Maklum dua tahun mereka hanya sekolah online dan tatap muka terbatas, kini siswa Mudipat kembali belajar normal seperti sedia kala dengan menerapkan protokol kesehatan.
Kepala SD Mudipat Edy Susanto MPd menuturkan, awal masuk sekolah di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya berjalan dengan lancar dan mengembirakan. Baik terkait dengan lalu lintas maupun kegiatan pembelajaran di kelas.
“Alhamdulillah lalu lintas aman. Kami mengondisikan dengan jadwal yang dibeda-bedakan. Misalkan kelas 5 dan 6 masuk pukul 07.00 kelas 3 dan 4 pukul 07.15 kemudian kelas 1 dan 2 itu pukul 07.30. Dengan demikian dapat mengurai lalu lintas di samping itu juga kita dibantu dari Satlantas Polsek Gubeng,” paparnya.

Edy menambahkan, kalau di dalam pembelajaran di awal masuk sekolah ini terpantau lancar dan membawa atmosfer baru. Maklum selama 2 tahun pandemi anak-anak belajarnya daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Awal masuk ini saya perhatikan guru-guru memberikan pembinaan yang serius. Guru membina cara bersikap yang baik di sekolah, bagaimana dia harus menjaga ibadah salatnya, bagaimana dia harus bersikap tertib disiplin dan juga anak-anak memiliki sikap kritis Jadi sepertinya dengan selama 2 tahun anak-anak tidak belajar di kelas ini rindu dengan guru-gurunya bahkan guru-guru yang sedang menerangkan anak-anak selalu ingin bertanya begitu,” jelas ayah dua anak itu.
Dia mengatakan kondisi mulai belajar tatap muka ini bagi siswa sangat menyenangkan. Terlebih mereka kini berada di era pendidikan kurikulum Merdeka Belajar.
“Dengan adanya Merdeka belajar itu sepertinya anak-anak saja sudah mendahului konsep yang belum disampaikan oleh sekolah atau gurunya. Dengan suasana belajar bahagia dan kritis anak-anak sudah merdeka belajar,” terang Ketua LSBO Pimpinan Muhammadiyah Surabaya itu.
Lebih lanjut Edy menekankan keramahan guru dalam era Kurikulum Merdeka harus terejawantah dengan optimal oleh guru. Karena murid sangat rindu guru ramah daripada marah-marah.
“Guru ramah ini sangat penting dilaksanakan di sekolah karena kembali lagi anak-anak tidak hanya butuh ilmu pengetahuan, tapi juga butuh perhatian dan bimbingan tulus dari guru. Hal ini harus dimiliki oleh semua guru,” Pungkas suami Siti Rahmah SPd itu. (mul)