MUDIPAT.CO – Dalam Qur’an Surat At-Taubah ayat 14 Allah SWT memerintahkan kepada umat Islam untuk memerangi orang-orang kafir. Namun dalam konteks kekinian, perang bukan hanya fisik, tapi perang melawan kebathilan.
Demikian disampaikan Ustadz DR HM. Sholihin SAg MPSDM pada kajian tafsir Qur’an yang diikuti guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), di Masjid KH Ahmad Dahlan Mudipat, Jum’at (4/10/2019). Kajian mengupas Surat At Taubah ayat 14-16. Kajian ini diasuh oleh,
Menurut Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur itu, mengapa Allah memakai istilah perang? Sebab menurutnya perang itu butuh strategi. Seperti perang melawan kemiskinan, perang melawan kebodohan dan sebagainya.
“Kita harus memerangi segala rupa kemungkaran dan kebatilan yang ada di muka bumi ini. Kita ini harus membenci kemungkaran dan melawannya,” tegas pria asli Lamongan itu.
Lebih lanjut mantan kepala Mudipat itu menjelaskan bahwa perang juga bisa berarti berusaha dengan sungguh-sungguh mengubah sesuatu yg tidak baik menjadi baik. Allah menegaskan bahwa setiap usaha dari orang yang beriman pasti akan diberi pertolongan.
“Oleh karena itu orang beriman harus optimis, tidak boleh pesimis apalagi putus asa,” ujarnya.
Sementara di dalam ayat 15 menjelaskan orang mukmin selalu diberi kesabaran. Tidak mudah terprovokasi oleh hinaan dan ejekan orang kafir. Sebab menurutnya mereka mengejek bukan karena tidak tahu, tapi karena hasad. Sedangkan di dalam ayat 16 ia menguraikan bahwa semakin baik seseorang maka semakin besar pula ujianya.
“Allah ingin menguji komitmen kita. Seberapa besar dan kuat keimanan seseorang. Ujian bisa berupa sakit, musibah dan lain-lain,” terangnya.
Lebih lanjut ia menambahkan orang Islam tidak diperbolehkan berteman baik dengan orang kafir, apalagi menjadikan pemimpin orang yang bukan Islam.
“Namun yang perlu dicatat, selain Allah memberi ujian kepada hambanya, Allah juga akan selalu memberi pertolongan,” pungkas Ustadz Sholihin. (azizah)