MUDIPAT.CO – 108 Siswa SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) mengikuti kegiatan Diklat Seni yang digelar di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya (STKWS), Selasa (19/2/2019). Setibanya di kampus yang berlokasi di Perumahan Wisma Mukti Surabaya itu, rombongan Mudipat disambut istimewa oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat STKSW Dr Bramantijo MSn beserta tim.
Diklat Seni tahunan ini melibatkan gabungan 4 (empat) ektrakurikuler. Yaitu, pertama, seni tari yang dikomandani Erni Muhkaromah SPd; kedua, karawitan dikomandani Panca Indrayani SPd; ketiga, teater penanggungjawabnya Enny Soebagiarsih SPd; dan keempat, seni lukis penanggungjawab Dra Suliyati.
Di lokasi diklat, anak-anak Mudipat mendapatkan pendidikan dari dosen STKWS di setiap bidang kesenian tersebut. Pelatih tari adalah Ibu Nikmah, Ibu Nadia, dan Pak Suripno memberikan pelatihan gerak tari topeng mauludan dan tari panorama. Sementara Bapak Catur dan Bapak Yudan memberikan Pelatihan karawitan komposisi karya musik tradisional.
“Anak-anak peserta diklat di STKWS ini bisa lebih kuat ke praktek keseniannya sesuai bakat minat siswa,” jelas Muhammad Ikwan alumni mahasiswa STKWS yang juga pelatih ekstra karawitan di SD Mudipat.
Tak kalah seru adalah seni terater. Bocah mudipat berkesempatan mendapatkan bimbingan dari dosen teater STKWS Roci Marciano. Dari pengenalan pertama saja sudah memberikan pantomim salam perkenalan dengan gerakan yang keren. Sehingga membuat tertawa peserta diklat seni. Sebanyak 10 anak memperagakan pantomim berjudul “bersama itu indah”.
Sedangkan di kelas melukis. para siswa mendapatkan materi grafis. Yaitu cetak tinggi pembuatan dari spons yang digambar kemudian disolder sesuai gambar. Spons diberi tinta dicap ke media tas goody bag dengan hasil yang cantik.
“Kita membangun kreatifitas anak-anak memberikan sesuatu yang berbeda. Ada tambahan ilmu buat melukis,” ujar Lina Yekti Herlina dosen Senirupa yang membimbing siswa Mudipat kala itu.
Wakil Kepala SD Mudipat Aliyatuz Zakiyah SSi mengatakan, diklat seni yang diselenggarakan Mudipat sebagai upaya memupuk rasa cinta anak bangsa pada budaya negeri. Sekolah sebagai agen pendidikan mempunyai tanggung jawab moral untuk meneruskan tongkat estafet pelestarian budaya tradisional Indonesia kepada generasi penerus masa depan.
“Di era industri 4.0 seperti ini, di mana teknologi semakin canggih, anak-anak milenial semakin ogah untuk mempelajari kesenian tradisional. Untuk itu, melalui diklat seni ini diharapkan kreatifitas anak-anak akan terasah. Belajar seni akan menghaluskan budi dan mengekspresikan emosi diri, serta bisa mengapresiasi karya orang lain,” jelas ibu tiga anak asli Sidoarjo itu. (Arry)