MUDIPAT.CO – Bunyi sirine melengking-lengking, Ustadzah Erni Muharomah SPd yang sedang mengajar di kelas menyuruh semua siswa lekas-lekas bersembunyi di kolong meja. Maka Mulia Dirgahayu Mahardika dan seluruh teman-temannya kelas 2B SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) akas mematuhi perintah sang guru, semua murid bersembunyi.
Saat sirine reda sang guru mengintruksikan agar keluar kelas dengan menyunggul tas di atas kepala supaya aman. Maka seisi kelas berhamburan keluar kelas. Mereka turun tangga hingga berkumpul di titik kumpul halaman sekolah.
Di halaman Ustadz Edy Susanto MPd kepala sekolah mengapresiasi siswa kelas 2B Mudipat yang tanggap terhadap bencana atau sigap kedaruratan. Katanya, saat bencana hal pertama yang harus dilakukan adalah tenang tidak panik dan langsung menyelamatkan diri.
“Agar selamat, bila di dalam ruangan langsung sembunyi di bawah meja tidak usah mikir pakaian tas, yang dipikir adalah keselamatan,” jelas Ustadz Edy, Jum’at (26/4/2024).
Kalau di luar, sambungnya, bila ada bencana kita harus mencari tempat yang aman berkumpul di tempat lapang. Ustadz Edy menjelaskan itulah simulasi penanganan bencana yang merupakan instruksi dari Dinas Pendidikan Kota Surabaya secara serentak di SD MI SMP MTs Se Surabaya.
“Simulasi ini untuk membiasakan diri jika ada bencana yang mendadak terjadi. Misalkan bencana alam bisa longsor atau banjir atau gempa,” kata Edy.
Ayah dua anak itu mengatakan bila ada bencana anak-anak nomor satu harus menyelamatkan diri sendiri. Di simulasi sudah dilaksanakan, anak-anak menyelamatkan diri dengan cara berlindung di bawah meja.
“Kalau anak-anak masih posisi berada di gedung di selasar begitu mereka segera lari ke luar gedung, kemudian ke halaman atau di sini kita ada titik kumpul,” terang Ustadz Edy. (Mul)