MUDIPAT.CO – Kajian hadist di SD Muhammadiyah 4 Surabaya (Mudipat) kali ini mengupas isi kandungan hadists Arbain An-Nawawiyah ke-17, Jumat (16/2/2024). Kajian ini diasuh oleh Drs .H. Ahmad Barir, M.Si. Pada awal kajian, Ustadz Barir menyampaikan hadits ini memerintahkan pada kita untuk berbuat baik/ihsan pada segala sesuatu.
Sebelum memulai kajian, Ustadz Barir tak lupa membaca bunyi hadits sekaligus terjemahnya. Terjemahnya sebagai berikut, “Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.” (HR. Muslim)
Ustadz Barir menjabarkan hadits ini berisi perintah untuk berbuat baik pada diri sendiri, juga pada setiap makhluk, sampai pada saat menyembelih dengan berbuat baik pada hewan yang akan disembelih. Ia pun mencontohkan beberapa bentuk perlakukan baik pada hewan yang akan disembelih, yaitu menajamkan pisau sehingga hewan cepat untuk disembelih.
Kemudian, tidak mengasah pisau di hadapan hewan yang akan disembelih, tidak boleh menyembelih hewan lantas ditonton oleh hewan lainnya, dan tidak boleh melewatkan hewan yang akan disembelih di tempat penyembelihannya yang berarti jauhkan hewan-hewan itu dari tempat pemotongan, dan ketika hendak di eksekusi barulah dibawa satu persatu.
“Pada hewan saja kita harus memperlakukan mereka dengan cara yang baik sebegitu rupa, apalagi terhadap sesama manusia, sesama saudara. Harus memperlakukan mereka dengan cara yang lebih baik” ungkapnya.
Ia pun melanjutkan dari hadist ini dapat diambil beberapa hikmah, pertama Allah sangat menyayangi hamba-Nya, salah satunya memberi petunjuk jalan pada orang yang tersesat. Kedua, anjuran berbuat baik dalam segala hal.
Ketiga, saat hendak membunuh hewan, lakukan dengan cara yang baik. Keempat, perintah dan hukum ada di tangan Allah. Berupa ketetapan takdir yang pasti akan terjadi dan ketetapan syar’i, di mana manusia kadang melakukan dan kadang tidak melakukan. (Muhimmatul Azizah)