MUDIPAT.CO – Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya Allah itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51).
Dan Allah juga berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah SAW menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim).
Demikian bunyi terjemahan dari Hadits Arbain An Nawawiyah yang ke-10. Ustdaz Ahmad Barir, M.Si, mengupas tafsir dari hadits tersebut pada kajian rutin untuk guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya, Jumat (1/9/2023). Setelah membacakan bunyi hadits dan terjemahnya, ia dengan teliti menjabarkan maksud dan arti kata demi kata yang ada dalam hadits tersebut.
Ustadz Barir menjelaskan hubungan antara makanan yang halal dan pada dikabulkanya doa. Menurutnya, Allah akan menerima yang baik-baik saja. Termasuk makan yang baik, minuman yang baik, pakaian yang baik, pun juga cara memperolehnya dengan cara yang baik.
Sedangkan yang buruk pasti akan tertolak, artinya tidak diterima oleh Allah. Meskipun secara dzat barang tersebut halal, namun jika cara memperolehnya dengan cara yang haram, maka barang tersebut menjadi haram. “Seperti barang diperoleh dengan cara mencuri dan lain-lain,” ujarnya.
Lebih lanjut Ustadz Barir mengatakan dalam hadits tersebut sudah jelas, Allah menyuruh kita untuk makan makanan yang baik, selain juga melakukan amal shalih. Makanan yang baik dan halal tentu juga diperoleh dengan cara yang halal atau yang syar’i pula.
Dalam hadits tersebut, ia melanjutkan, rasulullah menceritakan tentang seseorang yang berdoa kepada Allah, padahal ia memakan makanan yang haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram. “Maka Allah tidak akan mengabulkan doanya dan doanya akan tertolak. Sebab Allah menyukai yang baik-baik,” jelasnya.
Oleh karena itu tugas kita sebagai hamba, menurutnya adalah harus taat dan tunduk kepada yang diperitahkan oleh Allah dan Rasulullah. “Supaya doa-doa kita terkabul, maka salah satunya adalah makan makanan yang halal dan mencari rizki dengan jalan yang halal pula. Carilah semua yang halal, hanya itu yang Allah Ridhai,” ungkanya. (Muhimmatul Azizah)