MUDIPAT.CO – Prof Dr H Imam Robandi MEng Ketua dewan Profesor ITS menghadiri acara Pengukuhan dan Rapat Kerja Komite Sekolah / Ikatan Walimurid (IKWAM) SD Muhammadiyah 4 Pucang surabaya sebagai ketua IKWAM 2003-2005. Acara yang bertajuk Optimalisasi Peran Ikwam Menuju Sekolah Unggul dan Berprestasi ini digelar di Auditorium Dien Syamsuddin Mudipat, Ahad (28/05/2023).
Prof Imam membuka speechnya dengan lika liku cerita menjadi pengurus IKWAM pada zamannya. Salah satunya tentang perjuangan mencetuskan ekskul robotika pertama di tingkat SD se-Indonesia.
Namun, ia menegaskan bahwa yang perlu dibanggakan dari Mudipat adalah karakter dan agamanya. “Saya tidak bangga kalau anak-anak pintar dan juara tapi tidak baik baca Qurannya. Justru itu yang ditanyakan di alam kubur,” ujarnya.
Ia pun menyampaikan suatu hari ada orang yang mengeluhkan sekolah Muhamamdiyah itu mahal. “Iyo tapi awakmu gak ngajari ngaji nang omah! Itulah yang jadi kebanggaan. Bukan cuma kognitif yang ada di nilai rapor itu,” tegasnya.
Ia menyampaikan pada pengurus IKWAM baru agar menekankan karakter dan keagamaan siswa Mudipat. “Apapun yang dilakukan panjenengan akan dibalas di akhirat,” ucapnya.
Ia pun menyampaikan bahwa ini adalah ladang perjuangan dan waktunya berjuang fi sabilillah. Ia pun berpesan agar pengurus IKWAM baru tiap berangkat rapat IKWAM nmdiniatkan karena Allah. Tidak perlu mengeluh saat macet atau parkir sulit. “Sama kok saya juga gitu. Tapi saya meyakini, semakin sulit parkir, makin mudah menuju surga,” lanjutnya.
Pernah ditelepon Bu Risma karena jalanan Mudipat macet. Ia pun menyampaikan, “Pucang Macet karena banyak murid. Nek gak macet artine gak due murid.” Itulah yang disebut resiko. Resiko berbanding dengan kesejahteraannya.
Di akhir ia berpesan tentang value of ambassador. Ia menceritakan pentingnya IKWAM menjadi ambassador Mudipat. Minimal dengan cara menempel stiker Mudipat di mobil. Dari situ ada yang bertanya.
“Ini sekolah yang mahal itu ya pak?” Prof Imam pun menjawab, “Kalau ngomongin kualitas bagus ya nggak ada yang murah, Pak. Surga itu mahal, Pak! Dari obrolan itu, 2 anak bapak tadi disekolahkan di Mudipat,” kisah Profesor Elektro itu. (Erfin)