MUDIPAT.CO – Selain untuk siswa, SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) memberi pembekalan Ramadhan 1444 H untuk guru dan karyawan, tujuannya, pimpinan sekolah ingin ibadah warga sekolahnya di bulan Suci Ramadhan ini berjalan lancar dan kita dapat beribadah sesuai tuntuan Rasulullah Muhammad SAW.
Pembekalan Ramadhan untuk Guru-Karyawan Mudipat khusus kaum bapak-bapak disampaikan Dr KH Muhammad Sholihin SAg MPSDM, Wakil Ketua Pimpinan Muhammadiyah Jawa Timur juga merupakan guru senior dan mantan kepala Mudipat, di Auditorium TMB, Rabu (22/3/2023).
Abah Sholihin, panggilan akrab Muhammad Sholihin, mengatakan, ada 5 hal yang harus dipersiapakan agar Puasa Ramadhan menjadi ibadah yang luar biasa. Pertama niat, yaitu tidak usah diucapkan karena merupakan pekerjaan hati. Semakin ikhlas niat kita semakin mudah kita menjalankan puasa kita.
“Saya mengartikan begini, niat adalah menyengaja untuk melakukan segala sesuatu karena Allah ta’ala. Niatnya harus ikhlas,” terang guru Al-Islam Kemuhammadiyahan itu.
Kedua, yang harus dipersiapkan adalah ilmu tentang puasa. Abahsa Sholihin berharap ke depan di Mudipat ada buku panduan khusus untuk ibadah puasa bagi guru dan karyawan.
“Supaya nanti bisa dibaca di rumah untuk keluarganya juga. Prinsipnya adalah semakin kita paham ilmunya semakin mudah menjalankan ibadah ini. Semkain nikmat puasa kita,” terangnya.
Ketiga, amal sholih. Yakni puasa, tarawih, sedekah, infaq, zakat, iktikaf di masjid. Menurutnya dunia (materi) ini tidak usah banyak asal berkah. Tak perlu banyak rizki uang yang penting berkah. Tapi banyak rizki tapi berkah lebih baik.
“Bagaimana caranya? Ambil sebagian rezeki kita untuk fakir miskin dan orang yang membutuhkan. insyaAllah semakin banyak rizki kita. Kuncinya semakin banyak memberi semakin Allah memberi kita,” katanya.
Keempat, lanjut dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya itu, amar makruf nahi mungkar. Mengajak kebaikan mencegah yang buruk. Sholih tak boleh sendiri, dalilnya dari Allah sudah jelas yakni sholih bersama-sama.
“Jadi orang baik bersama-sama. Muhammadiyah menetapkan jadi orang baik bersama-sama. Kita berguna bersama-sama. Kita bermanfaat ya bersama-sama,” katanya.
Dia melanjutkan, umat Islam harus yakin dalam hidupnya harus berguna bagi orang lain. Kalau kita masih sibuk mengurus atau memapankan diri-sendiri kita belum baik. Orang baik adalah mengurus atau memapankan orang lain.
“Apik dewe nggak oleh, kalau kita mengurus diri kita sendiri nggak oleh. Harus mau mengurus orang lain. Wong apik itu ngurus wong liyo. Bantu wong liyo. Kuncinya kalau kita mengurus atau memapankan orang lain maka Allah yang akan mengurus atau memapankan kita keluarga kita,” terangnya.
Kita kalau hanya sibuk mengurus masalah kita di rumah tak akan tuntas. Seberapa banyak waktunya tak akan tuntas. Sudah fokus mengurus umat. Kalau di sekolah fokuslah ngajar, bekerja, insyaAllah yang di rumah Allah yang mengurus.
“Ini dalilnya barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.
Kelima, tingkatkan kesabaran kita. Sabar menurut para ulama ada 3 tiga. Yaitu sabar menjalankan perintah Allah, sabar meninggalkan larangan Allah, dan sabar menghadapi musibah.
“Kita harus sabar dalam menjalankan perintah Allah. Kita kalau tidak sabar tidak bisa menegekkan shalat, kalau tak sabar tak bisa membayar zakat, tak bisa berpuasa, dan lain-lain. Makanya sabar. Jadikan sabar dan shalat sebagai penolong kita,” terang ayah tiga anak itu. (mul)