Thursday, September 19, 2024
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYMembuka Raker Perumusan, Ketua Dikdasmen Jatim Dr Khozin Ingatkan Tiga Hal Penting...

Membuka Raker Perumusan, Ketua Dikdasmen Jatim Dr Khozin Ingatkan Tiga Hal Penting Ini!

MUDIPAT.CO – “Tidak ada jaminan sekolah besar akan tetap besar. Mengacu pada teori peradaban Ibnu Khaldun ada tiga kelompok dalam suatu peradaban, yaitu kelompok perintis, penikmat, dan perusak.”

Demikian disampaikan Ketua Majelis Pendidikan  Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Dr. Khozin, M.Si. saat membuka Perumusan Rapat Kerja (Raker) SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya berlangsung selama dua hari, Sabtu-Ahad (18-19/3/2023).

Raker bertema Mengembangkan Potensi dan Inovasi Menuju Sekolah Unggul dan Berprestasi. Kegiatan bertempat di Kapal Garden Hotel, Jl. Raya Mulyoagung 188 Dau, Sengkaling Malang, diikuti perwakilan 10 komisi yang berjumlah total 41 guru dan tenaga kependidikan.

Menurutnya kelompok perintis adalah orang yang berjasa, yang merintis, dan mungkin yang paling susah. Sedangkan kelompok penikmat adalah kelompok yang tidak tahu susahnya, minta kesejahteraan, dan membandingkan dengan yang lain.

“Sampai pada kelompok kedua ini, kita sudah harus hati-hati,” jelasnya.

Kelompok ketiga lanjutnya tidak ada ikatan emosional, tidak mengerti ideologi Muhammadiyah. Kelompok ini hanya tahu institusi ini besar, maka ingin memperoleh yang besar. Terakhir ia berpesan agar kita tidak berlebihan.

“Apalagi memanfaatkan kekayaan dari satuan pendidikan dimana kita bekerja,” terangnya.

Lebih lanjut Dr. Khozin juga menyampaikan ada 12 kata kunci dalam mengembangkan pendidikan Muhammadiyah. 12 kata kunci ini terdapat dalam rumusan tujuan Pendidikan Muhammadiyah. Yaitu beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkemajuan, unggul, demokratis, dan bertanggung jawab.

“Kedua belas kata kunci ini bisa di-break down kedalam tujuan institusional, kurikuler, dan instruksional,” jelasnya.

Jika mengacu pada Taksonomi Bloom lanjutnya, di mana tujuan pembelajaran itu ada tiga ranah, yakni kognitif, afektif, dan psikomorik, maka tujuan yang dirumuskan sebagaimana yang tertuang dalam RPP termasuk low atau HOTS.

Ia juga memberi gambaran banyak sekolah yang membanggakan  hafalan (tahfidz). Perlu diingat hafalan itu masuk kategori kognitif tingkat rendah. Sehingga dalam merumuskan perangkat pembelajaran perlu dikritisi kembali. Aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik berada pada level apa.

“Termasuk, apakah hafalan tersebut ada korelasi dengan prestasi atau hafalan tersebut justru menjadi beban,” ungkap Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang itu. (Muhimmatul Azizah)

RELATED ARTICLES

Most Popular