MUDIPAT.CO – Siswa kreatif itu tidak ujug-ujug, semua ada perantaranya, yakni bimbingan dan arahan dari orangtua dan gurunya di sekolah. Nah, itu yang dibuktikan kelas 2-B SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat).
Seluruh siswa membuat karya diorama atau tiruan suatu pemandangan/suasana di lingkungan sekitar. Diorama dibuat lebih kecil dari aslinya Siswa membuat karya itu dalam pembelajaran di kelas. Pelajaran diorama mengejawantahkan buku tematik 2F (Tema 6 Subtema 3 Pembelajaran 4).
28 siswa dibagi menjadi 4 kelompok pada Senin-Selasa (27-28/2/2023). Masing-masing kelompok terdapat 7 siswa. Anak-anak cerdas itu bersemangat untuk berkarya. Mereka membawa bahan dari bermacam-macam sesuai diorama yang akan dibuat. Seperti kerdus bekas minuman, plastisin, tusuk gigi, sedotan, kertas lipat, dan pernak-pernik lainnya.
Setelah semau lengkap seluruh siswa berkerja sama di dalam kelompok masing-masing untuk membuat karya. Hasilnya luas biasa memukau. Jadilah hasil berikut: Kelompok 1 membuat diorama kelas, Kelompok 2 diorama stadion sepak bola, Kelompok 3 membuat aquarium, dan kelompok empat membuat perpustakaan.
Para siswa merasa senang dengan hasil keraya tersebut. Mereka juga melihat hasil diorama yang dibuat dapat menjadi karya yang mengesankan. Mereka juga merasa dengan karya itu akhirnya menjadi paham apa itu arti diorama.
“Saya senang, kapan-kapan membuat lagi ya, Ustadzah!” ujar Adibah, salah satu ketua kelompok. Selain Adibah ada Akhtar, Rafa, dan Axel sebagai ketua kelompok di kelas 2B.
Wali Kelas 2-B Ustadzah Erni Muharomah SPd menjelaskan, tujuan dari tugas ini untuk mengambil nilai KI-4 di bidang studi tematik, SBDP, PPKN, Bahasa Indonesia, dan Matematika,” terangnya.
“Untuk nilai SBDP siswa berkarya membuat diorama sesuai dg kreativitasnya masing-masing kelompok,” terangnya.
Untuk nilai PPKN, lanjutnya, siswa dapat bekerjasama, kompak, dan menahan egonya masing-masing agar karyanya bagus. Kemudian untuk nilai Bahasa Indonesia, siswa memahami arti dan maksud membuat diorama, dan terakhir untuk nilai Matematika, siswa bisa menghitung berapa bahan yang dibutuhkan untuk membuat diorama.
“Siswa kami anak-anak 2B semua adalah anak-anak yang hebat, kreatif, dan berbakat, orang tua dan guru tinggal mengasah saja. Saya berdoa semoga apa ayang mereka cita-citakan dapat terwujud. Aamiin,” pungkas Ustadzah Erni, guru yang telah mengabdi di Mudipat lebih dari 25 tahun itu. (mul)