MUDIPAT.CO – SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya menyelenggarakan workshop ecoprint di Taman Flora (Kebun Bibit) Bratang Surabaya pada hari Sabtu (21/1/2023). Workshop ini membawakan tema Workshop Ecoprint Basic With Mirror Technic.Workshop dibuka oleh Wakil Kepala Sekolah Ustadzah Aliyatuz Zakiyah,S Si.,S.Pd.
“Diadakannya Workshop Ecoprint Basic With Mirror Technic untuk memberikan wawasan kepada anak-anak tentang pemanfaatan bahan-bahan alam di sekitar kita dan melatih kreativitas.” Ungkap Ustadzah Aliya.
Dilanjut dengan pembawaan materi oleh tim ecoprint sebagai berikut. Ecoprinting adalah teknik mencetak dan mewarnai sesuatu dengan bahan alam yg berbasis tumbuhan. Dalam membuat produk ecoprint terdapat banyak teknik yang bisa digunakan. Salah satunya yaitu Mirror Technic.
Mirror Technic adalah metode cetak yang dilakukan untuk membuat bentuk yang sama pada kedua sisi media yang digunakan.Media yang digunakan adalah baju, kain, sepatu, sandal. Sedangkan bahan alami yang digunakan untuk membuat motifnya adalah daun, bunga, batang, atau bagian tumbuhan lain yang menghasilkan pigmen warna.
Workshop ini merupakan kegiatan dari ekstrakurikuler desainer club, namun juga dihadiri oleh murid-murid yang lainnya dari kelas 5 & 6.Peserta workshop dipandu oleh tim ecoprint dari Kalpataru Ecoprint.
Setelah penjelasan materi tentang ecoprint selesai. Peserta melakukan praktek dan mencoba langsung membuat ecoprint. Dalam prakteknya terdapat 2 teknik yang digunakan, teknik pertama yaitu teknik mirror dan yang kedua adalah teknik pounding.Berikut ini proses dalam melakukan teknik mirror dalam membuat produk ecoprint.
Pertama melakukan scouring pada kain. Kedua mordanting kain dengan merendam kain dengan menggunakan campuran air hangat, tawas, dan cuka. Ketiga gunakan plastik wrapping sebagai alas. Selanjutnya kain dibentangkan diatas plastik. Kemudian kain dilipat menjadi dua. Tata daun truja dan daun suren dan daun-daunan lainnya (daun yang diambil dari pegunungan) pada atas kain, daun bisa berwarna hijau dan sedikit kecoklatan.
Penataan daun disesuaikan dengan kreatifitas. Kemudian bagian kain yang di bagi tadi ditumpuk keatas daun. Selanjutnya letakkan kertas wrapping lagi diatasnya. Kemudian di injak-injak agar daun di kain menempel. Siapkan kayu dowel berdiameter kecil dan masukkan ke dalam selang. Kemudian gunakan kayu untuk menggulung kainnya dengan erat. Setalah itu gulungan dilakban. Lalu kayu di ambil dan hanya gulungan kainnya saja.
Gulungan kain kemudian dikukus selama 2 jam. Setalah itu di keringkan selama 3 hari. Kemudian di cuci. Akhirnya setelah selesai dicuci kain sudah dapat digunakan Teknik yang kedua prosesnya lebih simpel dan mudah.
Berikut proses melakukan teknik pounding dalam membuat produk ecoprint. Pertama-tama bentangkan kain di atas meja. Tempelkan daun-daunan yang diinginkan. Pukul dengan menggunakan palu hingga warna daun menempel di kain. Angkat secara perlahan daun tersebut. Jemur kain hingga kering. Rendam kain dalam air campuran tawas. Jemur kembali hingga kering. Kain sudah bisa digunakan.
Murid-murid ikut berpartisipasi dalam mempraktikkan pembuatan Ecoprint. Masing-masing mendapatkan 2 kain untuk 1 anak. Kemudian mempraktikkan kedua teknik di atas.Saat praktik murid-murid dibantu tim Ecoprint dan guru Mudipat dalam proses pembuatannya. Semua murid mengikuti prosesnya dengan penuh antusias dan rasa ingin tahu yang tinggi mulai dari awal hingga proses terakhir.
Di akhir acara ustadz fuad mengadakan kuis yang di tanyakan kepada murid-murid tentang hal-hal yang sudah dipelajari hari ini di workshop. Para murid berebutan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh ustadz fuad. Dan yang berhasil menjawab dengan benar mendapatkan hadiah. Setalah hadiah selesai dibagikan, murid-murid berdoa kemudian pulang.
“Semoga ilmu yang telah dipelajari hari memberikan wawasan kepada anak-anak tentang pemanfaatan bahan-bahan alam di sekitar kita. Baju, sepatu, sandal dibuat dari bahan lingkungan sekitar kita. Dengan begitu kita bisa melatih ketrampilan dan meningkatkan kreativitas di bidang seni sehingga bisa dikembangkan di masa akan datang. Harapannya kalian bisa mengikuti kegiatan dengan baik dan tidak berhenti di sini saja, namun nantinya bisa memotivasi kalian untuk terus belajar lebih banyak tentang ecoprint ini. Kalau bisa belajar dengan baik, nanti bisa banyak wawasan juga bisa menghasilkan nilai jual.” Ungkap Ustadzah Aliya.
“Alhamdulillah acara berjalan dengan lancar. Ini pertama kalinya ada workshop ecoprint dari ekstrakurikuler desainer. Ekstrakurikuler desainer baru di luncurkan 2018 dan baru pertama kali kegiatan Ecoprint ini bisa terlaksana dengan lancar hari ini, karena kan sebelumnya masih pandemi jadi baru bisa dilaksanakannya sekarang dan anak-anak suka sekali karena ide-idenya fresh dan lebih dituangkan dengan menggunakan teknik Ecoprint. Berbeda dengan batik yang menggunakan lilin (malam), Ecoprint ini kita menggunakan bahan-bahan dari alam sehingga lebih ramah lingkungan.” Ungkap Ustadzah Yani selaku ketua panitia workshop ecoprint, setelah acara selesai. (yasin/mul)