Thursday, September 19, 2024
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYTerpilih Tim 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Ustadz Sholihin Bawa 6 Misi

Terpilih Tim 13 Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim, Ustadz Sholihin Bawa 6 Misi

MUDIPAT.CO – Ada enam “darah segar” di antara 13 formatur yang bakal mewarnai Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027 hasil dari Musywil Ke-16 di Ponorogo. Enam wajah baru tersebut adalah M. Sasmito Djati (638 suara), Muhammad Sholihin (605 suara), Muh. Khoirul Abduh (592 suara), Hudayaturrahman (575 suara), Nazaruddin Malik (568 suara), dan Zain Muslimin (451 suara).

Di antara nama tersebut, Dr Muhammad Sholihin MMPSDM termasuk salah satu nama yang sejak awal memang digadang-gadang sebagai sosok yang layak masuk 13 formatur. Lantas, bagaimana perasaan Sholihin setelah namanya masuk di urutan ke-8 formatur PWM Jatim hasil e-voting musywil?

“Jujur perasaan saya sedih karena mendapat tugas yang semakin besar dan berat mengembangkan Muhammadiyah Jawa Timur yang lebih maju lagi,” ujar Sholihin yang sebelumnya juga menjabat ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Timur tersebut dalam wawancara dengan MUDIPAT.CO, Senin (26/12/2022).

Tentu, sebagai wajah baru, pria yang akrab disapa Abah Shol tersebut memiliki misi agar PWM Jatim ke depan semakin baik dan berkemajuan. Ia membeberkan beberapa hal yang akan dilakukannya –juga bersama formatur lainnya– ke depan.

“Insyaallah ada beberapa misi yang akan saya jalankan untuk mengembangkan dan memajukan Muhammadiyah Jawa Timur,” kata peraih gelar doktor dari Universitas Airlangga tersebut.

Pertama, menjalankan keputusan-keputusan Muktamar Ke-48 Muhammadiyah di Solo. Kedua, menjalankan keputusan-keputusan Musyawarah Wilayah Ke-16 Muhammadiyah Jawa Timur di Ponorogo. Ketiga, memperkuat nilai-nilai keagamaan, keadaban, kemanusiaan, keumatan, kebangsaan, kebersamaan, Kemuhammadiyahan, dan kaderisasi.

Keempat, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) pimpinan, anggota, dan SDM Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Kelima, meningkatkan kualitas dan kuantitas kaderisasi dalam bidang keagamaan, keorganisasian, Kemuhammadiyahan, kepemimpinan, dan kebangsaan. Keenam, meningkatkan kualitas dan kuantitas AUM pendidikan, sosial, ekonomi,  kesehatan, dan lain-lain.

Terkait darah segar, Sholihin menambahkan, itu sebetulnya hanya sebuah istilah. Mungkin yang dimaksudkan adalah regenerasi.

“Sebenarnya siapa pun yang menjadi pimpinan harus mau bekerja keras untuk memajukan Muhammadiyah. Dan mau berkorban untuk kepentingan dakwah di Muhammadiyah. Karena tantangan dakwah sekarang semakin berat, maka dibutuhkan orang-orang yang memiliki semangat yang tinggi untuk berjuang mau yang masih muda atau yang sudah senior. Yang penting semangatnya dan perjuangannya,” tegas pria yang pernah menjabat sebagai kepala SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya tersebut.

Dalam berorganisasi sesungguhnya, lanjutnya, kita tidak bisa berjalan sendiri. Dibutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan sesama pimpinan, anggota, ortom, AUM, dan bahkan pihak luar Muhammadiyah seperti sesama organisasi Islam, pemerintah daerah, dan lain-lain.

“Saya juga ingin mendorong ortom Muhammadiyah lebih semangat lagi dalam melaksanakan program, kaderisasi, kerjasamanya dan meningkatkan kualitas SDM-nya, ideologi keagamaannya, wawasan kebangsaannya, pendidikannya, dan bisa dirasakan manfaatnya oleh Muhammadiyah dan bangsa,” tandasnya. (Erfin/AS)

RELATED ARTICLES

Most Popular