MUDIPAT.CO – Bakda sholat isya’ berjama’ah di masjid, peserta Pemantapan Iman dan Keislaman (PIK) kelas III dan IV putra SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) digiring ke Bioskop Sekolah, Teater Jenderal Soedirman, Sabtu (12/11/2022). Agendanya adalah menyimak materi Birrul Walidain yang disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngagel, Surabaya, Ustadz Ahmad Zaini MPd.
Mengawali materi, ustadz Zaini terlebih dahulu melemparkan pertanyaan kepada siswa mudipat. “Ada yang tau arti dari birrul walidaini?” salah satu siswa kelas 4 F yang bernama Mizar Arrayan Himawan menjawab dengan lantang “Birrul Walidaini artinya berbuat baik kepada kedua orang tua”. ujarnya.
Melalui tayangan sebuah video proses penciptaan manusia yang terjadi dalam rahim ibu. Ustadz yang biasa di sapa ustadz Zaini ini menjelaskan Al-Quran Surat Luqman 31:14. Yang artinya “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu”.
Siswa siswa mudipat sangat antusias melihat setiap perubahan yang terjadi pada perkembangan kehidupan baru tersebut. Dimana yang tadinya berupa cairan sperma, berubah pelahan-lahan selama 9 bulan hingga berbentuk menjadi seorang bayi yang siap dilahirkan, yakni waktu yang tepat untuk melihat dunia dengan taruhan nyawa seorang ibu.

“Mengapa kita harus hormat kepada orang tua?” Tanya ustadz Ahmad Zaini kepada siswa-siswa mudipat yang kemudian beliau jelaskan karena “Ibu mengandung dengan susah payah, kemudian berjuang melahirkan antara hidup dan mati, Ibu menyusui selama 2 tahun dengan penuh ikhlas dan penuh kasih sayang hingga menyapih kalian, lalu Ayah, Ibu memelihara atau mendidik hingga mandiri, serta Ayah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Sesaat dan setelah video tersebut ditayangkan, banyak siswa yang menangis terharu. Ketika ditanya mengapa mereka menangis, mereka mengatakan bahwa “kami bangga dan sangat terharu dengan perjuangan ibu kami, kami berjanji akan menjaga dan merawatnya hingga akhir hayat nanti”.
Ada salah satu siswa kelas 4D yang bernama Muhammad Omar Faruk al-Habibi, ia menangis dan mengatakan “aku membayangkan bagaimana kalau orang tuaku tidak ada ustadz, kalau orang tuaku sudah tidak ada, siapa yang akan merawatku?”. Ujarnya sambil terisak.

Melihat hal ini, beliau berkata kepada siswa Mudipat. “Maka dari itu, Buatlah orang tuamu senang nak. Jika senang, berarti orang tua ridho kepada kita. Kalau orang tua ridho, maka Allah akan ridho kepada kita. Jika Allah ridho, maka InsyaAllah kita semua akan masuk surga,” tutur mantan guru dan wakil kepala sekolah Mudipat itu.
Manfaat lainnya adalah selain mendapatkan ridho dari Allah adalah sebagai penanda atau ciri orang yang bertaqwa, jaminan surga, dan doanya akan dikabulkan oleh Allah. (kiki/mul)