MUDIPAT.CO – Kegiatan pemecahan Rekor MURI Robotika dan peluncuran beberapa produk dan fasilitas baru sekolah yang diselenggarakan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) diakhiri dengan tausiyah oleh Prof. Dr. H. Biyanto, M.Ag Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim. Dengan tema Kolaborasi Berkemajuan, acara demi acara berlangsung khidmat dan meriah, Sabtu (19 Maret 2022).
Mengawali tausiyahnya, Pak Biyanto menyampaikan menjadi pemimpin tidak harus menunggu tua, tetapi menjadi pemimpin bisa juga hari ini. Ia sepakat dengan pendapat Ketua PWM Jawa Timur Dr. KH. Saad Ibrahim MA., yang berkelakar subbanul yaum rijalul ghod diganti dengan subbanul yaum rijalul yaum. Pemuda hari ini adalah pemimpin esok hari diganti dengan pemuda hari ini adalah pemimpin hari ini. “Tentu dengan level masing-masing,” ungkapnya.
Ia sangat berharap keluarga besar SD Muhammadiyah terus berbenah, bersinergi, dan berkolaboarsi bersama Ikatan Wali Murid (IKWAM). Sehingga nantinya bisa tumbuh pemimpin-pemimpin bangsa dari sekolah ini. Oleh karena itulah subbanul yaum rijalul yaum sangat relevan untuk dikembangkan.
Menurutnya di sekolah-sekolah luar negeri terdapat parent and teacher association. Teacher adalah guru dan parent di situ adalah keluarga. Sekolah dibangun dengan kebersamaan dan kolaborasi antara orang tua dan guru.
“Karena kolaborasi itulah kita menyaksikan SD Mudipat semakin berkembang,” ujarnya. Ia juga berharap agar pandemi Covid-19 tidak terjadi loss generation, loss learning khususnya di Mudipat. Tidak bisa dipungkiri pandemi mengakibatkan adanya inflasi siswa dan juga inflasi keuangan. Banyak orang tua yang tidak mampu membayar biaya sekolah. “Mudah-mudahan hal tersebut tidak terjadi dan bisa diantisipasi oleh Mudipat,” harapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan Muhammadiyah adalah organiasai yang sudah berusia 109 tahun. Yang membuat Muhammadiyah dapat bertahan menurutnya adalah karena kederrmawanan, kesukarelaan, keihklasan dari warga Muhammadiyah semua dalam membantu Muhammadiyah.
Ia mengutip Surat Saba ayat 39, yang berbunyi wa maa anfaqtum min syai-in fa huwa yukhlifuh. Wa huwa khorur raziqin. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya.
“Coba bapak-ibu amati tetangga yang suka nyah nyoh (suka memberi). Tidak ada ceritanya orang yang rajin memberi itu hidupnya kesulitan. Jika Pak Icool punya program dan IKWAM mendonasikan sebagian yang dimiliki untuk pengembangan sekolah, maka ayat tersebut menjadi sangat penting,” jelasnya.
“Allah adalah pemberi rizki yang sebaik-baiknya. Ini keyakinan yang luar biasa, yang membuat kita menjadi derwaman, semangat hidup welas asih, dan menjadi kader yang nyah nyoh,” ujarnya. (Azizah)