MUDIPAT.CO – Pemateri HOTS (High Order Thinking Skill) dalam acara The 5th ACCESS (Academic Enlightening Session) di Mudipat siang ini (4/1/2020) adalah Widyaningtyas Sistaningrum, SE, MM. Salah satu widyaiswara LPMP DKI Jakarta ini mengawali acara dengan membagikan satu kertas pada dua orang guru.
Setiap dua orang guru diminta menggoreskan satu goresan gambar secara bergantian. Namun tidak diperbolehkan berkomunikasi secara verbal maupun non-verbal. Setelah 10 menit usai, salah satu guru diminta mempresentasikan gambar dan mengutarakan perasaan selama menggambar tanpa komunikasi tersebut.
Sulthon, guru AIK Mudipat mengaku bingung karena menggambar bersama tapi tanpa tujuan. “Awalnya teman saya gambar rumah, terus gambar pohon, tapi lama-lama tak jelas dan berakhirlah menggambar benang ruwet ini. Mungkin pikiran Indonesia yang lagi ruwet ini akhirnya menghasilkan gambaran ruwet kita,” ucapnya disambut gelegar tawa hadirin.
“Nah itulah HOTS,” Ucap Widya, sapaan akrabnya. “Syarat utama merancang HOTS adalah komunikasi antara guru dan murid,” lanjutnya. Ia pun menjelaskan bahwa kurangnya guru selama ini menganggap bahwa HOTS adalah 100 persen tanggung jawab guru. Padahal seharusnya guru mengkomunikasikan skenario pembelajaran ke siswa. Seperti target pembelajaran dan tujuan belajar dengan bahasa anak.
“Setelah komunikasi, untuk melakukan HOTS harus melibatkan semua indera termasuk pikiran dan perasaan,” lanjut wanita lulusan UNILA ini. (Erfin)