MUDIPAT.CO – “Masak apa ini, Pak? Bahan-bahan apa saja?” tanya Laksmi Hapsari saat menilai lomba memasak di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya atau Mudipat, Sabtu (17/08/2019).
Lomba yang diikuti guru dan karyawan itu untuk memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan Indonesia. Bertempat di Maeeda Cafeteria, suasana seru dan heboh ketika melihat aneka sayur mayur, ubi, labu, bentol, udang, ayam, dan bumbu di atas meja. Mereka saling diskusi mau diapakan bahan-bahan ini.
“Ini enaknya labu, udang, ayam diulek jadi satu dikasih bumbu trus digoreng sama telur,” ujar Marsudidono Wali Kelas V-C ketika berdiskusi dengan teman satu tim.
Tak pakai lama langsung saja bergaya ala chef profesional peserta memotong-motong sayur, ubi, labu, bentol, udang, ayam, dan meracik bumbu. Ketika semua bahan itu mulai dimasak, aromanya langsung menyebar di ruangan cafeteria.
Setelah masakan matang lantas disajikan di meja. Juri pun datang mencicipi untuk memberi nilai. Tim juri terdiri dari Wahyudhi Wahyono, Laksmi Hapsari, Ika Diana Arisanti, dan Nurul Kartikaningsih. Mereka adalah pengurus Ikatan Wali Murid (Ikwam) Mudipat.
Sambil menilai masakan Laksmi menjelaskan, makanan sehat adalah makanan yang mengenyangkan tapi rendah kalori. “Saya lihat tadi masakannya rata-rata digoreng, itu kalorinya tinggi,” katanya.
“Masakan itu harus enak dan kalorinya rendah serta memperhatikan cara memasaknya. Rasa masakan adalah gaya hidup, kalau masakan rasanya tidak enak kita jadi bosan,” terangnya.
“Lomba kali ini panitia juga menyediakan labu, bentol, dan ubi. Saya lihat peserta kurang berinovasi dalam mengolah bahan-bahan tadi. Rata-rata mereka mengolah menjadi kolak, kalaupun ada yang beda cuma ditambah susu,” katanya.
“Terlepas dari itu semua, menurut saya lomba masak tahun ini lebih seru dibanding tahun lalu. Saya kangen keseruannya,” ujarnya.
Sementara Sumarlik, penanggungjawab lomba mengatakan, lomba memasak diikuti 15 tim, terdiri dari guru dan karyawan. Satu tim terdiri dari 4-5 orang.
Sumarlik menambahkan, peserta diberi waktu memasak 90 menit. “Dalam waktu itu harus bisa dimanfaatkan untuk memasak bahan-bahan yang disediakan panitia,” ujarnya.
“Panitia menyediakan sawi putih, wortel, jamur, kembang kol, labu, kentang, jagung, kubis, udang, ayam, dan bumbu. Semua bahan-bahan itu harus dimasak semua,” jelasnya.
“Kalau ada bahan-bahan yang tidak dimasak, bisa mengurangi nilai. Ada beberapa kelompok yang tidak memasak bentol, karena tidak tahu harus dimasak apa bentol itu,” katanya.
“Kriteria penilaian yaitu kreativitas, inovasi, penyajian, citarasa, kebersihan, dan kekompakan,” sambungnya. (Anang)