MUDIPAT.CO – Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Surabaya menyelenggarakan kegiatan BKIPM Goes to School di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya atau mudipat, Kamis (18/7/2019). Kegiatan yang bertema Fish Around Us itu diselenggarakan di auditorium Din Syamsuddin diikuti 270 siswa kelas V.
Pada kegiatan itu disampaikan materi tentang ikan, jenis-jenis ikan, dan ciri-ciri ikan segar. “Ikan adalah semua biota perairan yang sebagian atau seluruh daur hidupnya berada di dalam air, dalam keadaan hidup atau mati termasuk bagian-bagiannya,” jelas Novia Christi Penyuluh dari BKIPM Surabaya.
“Pada dasarnya ikan dibagi menjadi tiga jenis yaitu ikan hidup (live fish), ikan segar (fresh fish), dan ikan invansive,” katanya.
Dia menjelaskan ciri-ciri ikan segar dapat dilihat dari insang, mata, dan sisik. “Ikan yang insangnya warna merah berarti ikannya masih segar. Kalau warnanya kehitaman ikannya sudah rusak atau busuk,” katanya.
“Ikan segar bisa juga dilihat dari matanya. Mata ikan segar bentuknya cembung dan berwarna bening. Kalau bentuknya cekung, warnanya pucat, itu ikannya sudah busuk,” ujarnya.
Sisik ikan segar, Dia melanjutkan, kondisinya masih kuat menempel pada perut. Jika sisik sudah mengelupas dari perut, maka ikan sudah lama atau busuk.
Selanjutnya, Novia memberi tips memilih ikan bebas formalin. “Ikan berformalin memiliki insang merah yang sedikit gelap. Karena sudah melalui proses pengolahan yang kurang baik, insang ikan biasanya sedikit rusak dan jika dipegang tidak terasa kenyal,” terang Novia.
“Aroma ikan berformalin berbau aneh, tidak bau khas ikan. Ikan segar masih berbau amis yang khas. Kalau ikan air tawar berbau lumpur, ikan laut berbau garam sedikit,” tambahnya.
Novia menuturkan ikan segar dibiarkan beberapa lama akan segera dihinggapi lalat. Jika ikan tampak segar tapi lalat tidak menghinggapinya kemungkinan besar ikan sudah dilumuri formalin.
“Dari segi daging, ikan segar bertekstur empuk dan mudah dipotong. Ikan berformalin, dagingnya kaku dan susah dipotong,” (Anang)