MUDIPAT.CO – Saat mulai pembelajaran di kelas II-G SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Saya sampaikan bahwa materi Al-Quran hari ini adalah bermain game, Kamis (28/3/19). Dengan serentak siswa kelas menjawab: ”Yeeeee… Game apa Ustadazah?” tanya Rizal dengan tidak sabar. Kemudian aku jelaskan jika semua siswa akan diajak bermain, dengan syarat semuanya harus tertib.
Dengan semangat mereka menjawab siap dan tertib saat bermain. Selanjutnya, aku memilih enam siswa yang sudah bisa baca al quran yang akan menjadi ketua tim. Mereka adalah Nadya Zafira (Cia)- tim 1, Rafif-tim 2, Ocha-tim 3, Safina-tim 4, Rere-tim 5 dan Ivone-tim 6.
Keenam siswa ini kemudian maju ke depan kelas. Sementara siswa yang lain berhitung dari angka satu sampai enam sampai habis. Siswa yang berhitung di nomor satu langsung berdiri di belakang Cia, siswa yang berhitung nomor dua berdiri di belakang Rafif dan seterusnya.
Setelah terbentuk enam tim lengkap dengan anggotanya, masing-masing tim ada yang jumlah anggotanya lima dan ada yang enam. Kemudian masing-masing tim berangkat ke masjid satu per satu secara bergantian. Tempat bermain game ini sengaja dilakukan di masjid, agar siswa leluasa dan bebas untuk bergerak.
Tiba di masjid, sesuai dengan instruksi saya bahwa sepatu harus ditata yang rapi dan tetap menjaga ketertiban. Setelah itu, masing-masing tim duduk melingkar berdampingan. Selanjutnya cara bermain game ini sangatlah mudah. Mula-mula masing tim diberi satu amplop, selembar kertas dan lem.
Amplop tersebut berisi potongan ayat dari surat Al muthaffifin. Tugas mereka adalah menyusun ayat tersebut dengan benar. Namun, ditiap ayat tersebut ada satu kata yang sengaja dihilangkan (missing word). Tugas dari ketua tim adalah mencari kata yang hilang tersebut di dalam kotak yang sudah disediakan. Masing-masing kotak sudah ada nomornya dan tidak diperbolehkan tim lain mengambil potongan ayat yang ada di kotak tim lain.
Dengan antusias mereka mengerjakan game tersebut. Ada yang bagian menata potongan-potongan, ada juga yang bagian mengelem, saling bekerja sama satu dengan lainya. Tim yang telah berhasil menyusun dengan benar harus mengucapkan Allaahu akbar bersama.
Beberapa menit kemudian terdengar pekikan Allahu akbar dari tim Ivone, pertanda bahwa tim mereka telah berhasil. Kemudian disusul kelompok Safina, Cia, Rafif dan seterusnya. Terlihat wajah-wajah puas saat mereka bisa mengucapkan Allahu akbar bersama.
Seperti yang diekspresikan oleh Bhre. “Alhamdulillah, akhirnya selesai juga,” ucapnya dengan lega. Setelah semua tim bisa menyelesaikan game tersebut, masing-masing ketua tim maju ke depan dan memamerkan hasil karyanya. Selanjutnya secara bersama membaca ayat-ayat tersebut dan diikuti seluruh siswa. Setelah game usai, mereka kembali ke kelas secara bergantian dengan tertib.
Siswa sangat terkesan dan senang dengan game ini, mesti dalam menyelesaikannya ada yang mendapat sedikit kendala. Seperti yang terjadi di tim Ocha bahwa ia sempat panik sebab ada satu potongan ayat yang tidak ada. Bahkan ia dan timnya sudah mencari-cari di sekitarnya, tetap tidak ketemu. Namun akhirnya ketemu di bawah lembaran kertas tempel.
“Seru dan senang, tapi tadi sempat takut sebab ada satu potongan kertas yang hilang. Tapi sekarang senang sebab sudah ketemu dan berhasil,” ungkapnya dengan senang. Seru bukan kegiatanku hari ini! Have enjoy learning!
Reportase oleh Muhimmatul Azizah, SS. (guru AIK Mudipat)