MUDIPAT.CO – Duo Wartawan Cilik (Warcil) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) Iqbal Paradis Alhaedar (6-C) dan Zhafira Cinta Ilma (3-D) secara eksklusif mewawancarai tamu dari luar negeri Mr. Muhammed Adam Aslam yang berasal dari United Kingdom (UK), Inggris, Jumat (14/12/2018).
Mr. Adam merupakan seorang peneliti dan juga pembicara di berbagai seminar baik di dalam negeri maupun internasional dari Leeds Muslim Youth Forum (LMYF) UK. Saat memulai wawancara ada sedikit salah paham. Pelatih warcil mengira Mas Adam -begitu ia ingin dipanggil, berasal dari Finlandia. Otomatis, semua wawancaranya tentang pendidikan di negara tersebut.
Beruntunglah saat memulai wawancara yang ditanyakan Iqbal adalah “where do you come from?”(dari mana kamu berasal). Ketika Mas Adam menjawab from UK-England, kedua warcil tersebut-Iqbal dan Cinta, agak sedikit kebingungan. Untung saja guru-guru yang hadir di situ bisa membetulkan. Termasuk Mas Adam sendiri sangat familiar dan sangat mengerti tentang kesalahpahaman tersebut.
“Is there any Islamic school in England (apa ada sekolah Islam di Inggris)?” Begitu Iqbal melempar pertanyaan. Dengan ramah Mas Adam tersebut menjelaskan bahwa sekolah Islam di Inggris dibangun pertama kali tahun 1979 dengan nama Darul Ulum. “Sekolah Islam tersebut terpisah antara laki-laki dan perempuan,” jaawabnya.
“What do you think about education in Indonesia (bagaimana pendapatmu tentang pendidikan di Indonesia)?” demikian tanya si Warcil Cinta. Mr. Adam menjawab bahwa pelajar di Indonesia sangat baik, sopan dan ramah. “Pribadi Islami sangat terpancar dari diri mereka”, jelasnya.
Tak lupa ia pun berpesan kepada semua siswa agar senantiasa menjaga kebersihan, bertanya segala hal kepada guru apapun temasuk hal-hal yang dianggap tabu. Supaya mereka mendapat informasi yang benar.
Kedua warcil tersebut memiliki kesan tersendiri saat wawancara tersebut. Termasuk perasaan grogi dirasakan keduanya. Sebab, ini adalah pengalaman mereka wawancara dengan bahasa Inggris. Cinta mengungkapkan bahwa Mas Adam orangnya baik sekali. “Malah menawari aku supaya mau jadi anaknya”, ujarnya sambil tersipu.
Sedangkan kesan Iqbal lain lagi. Wawancara kali ini agak sulit sedikit, sebab ia hanya tahu apa yang ditanyakan saja dan tidak tahu apa maksud dari jawabanya. “Apa yang dijawab sama Mas Adam, aku tidak ngerti. Untung aku bawa rekaman, jadi bisa tahu,” ungkapnya. (Azizah)