MUDIPAT.CO – Merupakan momen yang sangat spesial bagi keluarga besar SD Muhammadiyah 4, ketika guru dan karyawan membaur menjadi satu dalam ajang lomba memasak, Sabtu (11/8/2018).
Dalam even lomba kali ini masing-masing guru dan karyawan dibagi menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan ini berdasarkan level kelas (mulai dari kelas 1-6), guru bidang studi termasuk guru Alislam dan Kemuhammadiyaan (AIK), guru komputer, bahasa jawa dan inggris, guru BK, guru TPA, unsur pimpinan, tata usaha (TU), karyawan koperasi, security, dan kebersihan.
Dengan tema Modifikasi dan kreatifitas menu sehat dan seimbang, lomba masak kali ini terbilang sukses. Bahkan mendapat apresiasi dari dewan juri yang berasal dari ahli gizi RSUD Dr. Sutomo, Evializa Meiwarty, SKM. RD dan Jaminah, SGz. RD.
“Ternyata kompak banget guru dan karyawan di sini. Saling kerjasama dan semuanya terlihat saling membantu satu sama lain, kesan Bu Evi panggilan akrabnya.
Lebih lanjut ia mengatakan secara umum masakannya sudah baik termasuk rasa, penyajian, kostum dan pernak-perniknya. “Namun yang paling penting dalam memasak adalah harus ada keseimbangan gizi. Termasuk ada karbohidrat, protein baik nabati maupun hewani, semuanya harus seimbang,” tegasnya.
Dari sukses lomba masak tersebut, tentu ada cerita-cerita unik dibaliknya. Seperti yang dialami tim guru AIK, lomba sudah dimulai dua orang anggota tim belum datang. Perlu dikatahui setiap tim terdiri dari lima orang, termasuk tim AIK ini. Yang membuat panik adalah kedua anggota tim yang terlambat datang ini membawa peralatan masak yang utama, yaitu wajan dan panci kukus. Melihat kelompok lain sudah ada yang menggoreng, ada yang sudah merebus kelompok ini hanya bisa mengupas bawang dan mengiris-iris sayuran, tentu dengan perasaan was-was jangan-jangan tidak bisa datang.
Untunglah sekitar 20 menit kemudian, mereka datang. Ternyata terlambat karena harus beli wajan baru dulu di pasar. Wajan baru langsung digunakan untuk menumis capcay.
Saat memasak capcay ini juga ada cerita lucunya. Setelah bumbu dan sayur sudah masak dan siap disajikan ternyata telurnya lupa belum dimasukkan. Akhirnya telurnya diorak-arik sendiri baru dicampurkan ke dalam capcay tersebut.
Ada juga cerita seru dari tim yang lain. Seperti dari tim kelas lima, ikuti lomba ini dengan menyiapkan aneka bumbu jadi. Ada rawon, soto, lodeh dan segala macam. Saat ditanya untuk apa semua bumbu ini disiapkan jawabnya tidak tahu. “Pokoknya bawa saja, biar mantab seolah masak sungguhan,” jawab Linda Aprilia sambil tertawa.
Saat proses memasak pun tidak kalah serunya. Seperti Farid Firmansyah dari tim guru BK dengan guru bahasa inggris dan UKS, saat ia mencuci sutil, sutilnya kecemplong selokan. Cerita Wiwik Sri Rahayu lain lagi, terlalu semangatnya saat mencuci udang, udangnya jatuh semua sebab kran airnya kebesaran.
Ada juga cerita lucu dari tim pimpinan. Karena suka makan tahu dan tempe, akhirnya Syaikhul Islam-kepala sekolah dengan sukarela goreng dua lauk tersebut. Walhasil jadilah tahu dan tempe goreng spesial, sebab agak gosong. “Alhamdulillah saya bisa goreng tahu dan tempe sampai matang bahkan lebih matang dari orang lain, sebab hasilnya gosong,” ucapnya sambil terbahak.
Belum lagi cerita tentang sayur lobak. Lobak ini memang asing bagi orang Surabaya. Saat melihat salah satu bahanya ada lobak, banyak yang bingung mau dimasak apa. Bahkan ada beberapa yang tidak dimasak. Beberapa ada yang memasak sayur tersebut menjadi sup dan tumis.
Seru dan lucu bukan? (Azizah)