Tuesday, December 30, 2025
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYPengeling di Rumah Ustadzah Farikha, Penceramah Sampaikan Cara Menjaga Hidup Agar Selamat...

Pengeling di Rumah Ustadzah Farikha, Penceramah Sampaikan Cara Menjaga Hidup Agar Selamat Dunia Akhirat

MUDIPAT.CO – Pengeling atau pengajian keliling keluarga besar Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) dilaksanakan di rumah Ustadzah Farikha Fatmawati, S.Pd, di daerah Juwingan Surabaya, Sabtu, 9 Agustus 2025. Kegiatan Istimewa ini dihadiri seluruh GTK Mudipat dan ada juga yang mengajak serta keluarganya. Acara dibuka tuan rumah dan Wakil Kepala Sekolah Ustad Edi Purnomo, S.Ag., M.Psi, selanjutnya disambut oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Ngagel Surabaya Ustadz H. Ah Zaini, MPd.

Penceramah Pengeling adalah DR. K.H. Muhammad Sholihin, S.Ag., MPSDM, wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang juga guru senior di Mudipat. Abah Sholihin (sapaan karib beliau) menyampaikan cara menjaga hidup agar selamat dunia skhirat.

Pertama, yang perlu djaga adalah menjaga keimanan. Iman ini penting karena menurut Roasulullah Muhamad SAW iman ini bisa naik bisa turun. Bahkan iman bisa rusak atau bisa hilang dari diri kita.

“Apa yang menyebabkan iman naik turun? Yaitu karena tidak istiqomah dalam beragama, jadi iman harus terus dipupuk supaya jadi subur. Pupuknya iman ilmu, iman kuat harus perbanyak ilmunya. Pokok ajaran agama (tauhid, ibadah, akhlak, muamalah). Iman menjadi subur terus belajar tak boleh malas. Jangan pernah merasa kita sudah cukup pengetahuan dalam ilmu agama. Terus menambah ilmu. Jangan merasa lebih, merasalah kurang. Akan semakin mudah mengamalkan perintah Allah kalau kita tahu ilmunya,” jelas dai asli Lamongan itu.

Ditambahkan, kalau tidak ada keridhoan Allah pasti tidak baik, kalau tidak berujung pada keridhoan Allah, jauhi. Jangan dikerjakan. Karena nanti akan menjadi tidak baik dalam diri kita. Orang kalau imannya kuat motivasi berbuat baik beribadah tinggi sekali.

“Karena yang dicari keridhoan Allah. Apapaun kapanpun yang dicari kebaikan, kalau itu yang dicari maka hidup kita menjadi baik,” terangnya.

Kedua yang penting dijaga nilai ketaqwaan (taat, takut) harus tercermin dalam sikap dan perilaku kita sehari-hari. Ciri bertaqwa adalah mudah memberi mau berbagi mau berkorban untuk orang lain. Ciri taqwa orang itu mudah mengendalikan diri mengendalikan emosi. Mudah memaafkan orang lain. Gampang apik denan orang lain. Orang kalau apik dengan orang lain, orang lain apik dengan kita. Sampean apike kabeh, sugih melarat, ayu elek, apik e kabeh. insyaAllah Allah mengapikkan diri kita. Kita sudah baik masih kadang diangap jelek oleh orang lain, apalagi jelek, makin jelek diri kita.

“Mari kita evaluasi diri kita, tambah usia apa kita makin angel tuturane (tidak mudah menerima nasihat)? Nasehati diri kita. Nasihat paling baik adalah memberi nasihat untuk diri sendiri. Firman Allah: siapa yang memahami dirinya pasti mengerti Tuhannya (Allah). Kalau diingatkan harus menerima dengan senang hati,” jelasnya.

Dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya itu melanjutkan, cara menjaga diri yang ketiga adalah menjaga Amal sholeh. Opo wae didadekno amal sholeh. Syaratnya dilandasi dengan ilmu, istiqomah, ikhlas. Amal sholeh baik, cirinya terus mencari kebaikan. Tambah pingin melakukan kebaikan. Itu artinya amal sholeh kita diterima oleh Allah. Kalau sebaliknya berarti amal kita tidak diterima oleh Allah

“Terakhir, keempat, cara menjaga hidup kita yakni menjaga hati. Hatinya dibersihkan. Caranya yang jelek-jelek jangan dilakukan, lakukan yang baik-baik. Kata ulama, cara jaga hati. Cari teman yang hatinya baik. Hati adalah sumber dari segala sumber. Menjaga hati penting. Qolbun salim: hati yang selamat mesti melakukan kebaikan saja. Qolbun marit: hati yang sakit, susah diajak kebaikan. Qolbun mayit: hati yang mati, ya sudah hati yang mati tidak bisa apa-apa,” pungkas Abah Sholihin. (mul)

RELATED ARTICLES

Most Popular