MUDIPAT.CO – Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat.
Jika mereka telah melakukan hal itu, akan terjagalah darah-darah dan harta-harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam, sedangkan perhitungan mereka diserahkan kepada Allah.” [HR. Bukhari, no. 25 dan Muslim, no. 21]. Demikian terjemahan dari hadist Arba’in An Nawawiyah yang ke-8 yang dikupas pada kajian kali ini, Jumat (17/3/2023).
Kajian yang diikuti guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya ini diasuh oleh Ustadz Drs. H. Ahmad Barir, M.Si. Ia menjabarkan bahwa hadits arbain kedelapan ini berbicara tentang syahadat, shalat, dan zakat. Lebih lanjut Ustadz Barir menjelaskan kata ‘diperintahkan’ dalam hadits tersebut berarti tuntutan.
Kata perintah menurutnya bermakna yang memerintah berarti memiliki posisi yang lebih tinggi dari yang diperintah. Dalam konteks ini yang memerintah adalah Allah. Jika yang memerintah dan yang diperintah sejajar posisinya, itu berarti permohonan. Jika meminta pada yang lebih tinggi, itu namanya doa.
Tak lupa Ustadz Barir menjelaskan perintah dalam hadist tersebut adalah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak untuk diibadahi kecuali Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah. “Nah, memerangi di sini belum tentu membunuh. Sebab tidak semua peperangan itu membolehkan membunuh,” ungkapnya.
Hal tersebut lanjutnya, dapat dilihat pada Surat Al Hujurat ayat 9, “Dan apabila ada dua golongan orang-orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah.”(QS. Hujurat: 9)
“Jadi jelas Allah memerintahkan memerangi kelompok-kelompok pembelot, bukan berarti untuk membunuh mereka, tapi untuk mendamaikan. Peperangan dilakukan demi menegakkan keadilan dan melenyapkan kebatilan,” paparnya.
Ia pun menceritakan sahabat Abu Bakar pernah memerangi orang-orang yang enggan membayar zakat. Abu Bakar memerangi bukan untuk membunuh mereka tapi untuk mengingatkan. “Agar mereka tunduk dan patuh pada perintah Allah,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan kewajiban manusia adalah taat pada perintah Allah. Sedangkan urusan hati tiap-tiap manusia hanya Allah yang tahu. “Itu hak prerogratif Allah,” pesannya. (Muhimmatul Azizah)