MUDIPAT.CO – Menjadi manusia yang adil dibahas Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Dr KH Muhammad Sholihin SAg MPSDM pada kajian tafsir Al-Qur’an, di Masjid KH Ahmad Dahlan SD Muhamamdiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), Jum’at (30/9/2022). Kajian diikuti seluruh guru dan karyawan sekolah.
Guru Al-Islam Kemuhammadiyah SD Mudipat itu menjelaskan Qur’an surat Al-Maidah ayat 8. Yakni: Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah, (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.
“Apa adil itu? Adil itu menempatkan sesuatu pada tempatnya. Kopyah tempatnya di kepala,” contoh Mantan Kepala SD Mudipat itu.
Berikutnya dikatakan, janganlah kebencianmu mendorong kamu untuk berbuat tidak adil. Pertama menurutnya wajib menata hati. Jangan biarkan hati kotor, karena hati kotor tidak bisa berbuat adil.
“Adil ukuran bukan manusia. Hanya Allah yang mampu adil. Makanya kita tidak bisa bilang: kamu tidak adil! Memang manusia tak akan pernah adil. Oleh karena itu jangan biarkan hati kotor agar mampu berlaku adil,” ucap dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya itu.
Al-Qur’an menurutnya sangat halus isinya. Di sana ada Bahasa: Berbuat adillah. Kalimat ini menurut Kyai Sholihin sungguh sangat istimewa. Ayat ini menekankan pentingnya berbuat adil.
“Karena adil itu lebih dekat dengan taqwa. Artinya orang yang bisa adil memiliki sifat bertaqwa,” ujarnya.
Kyai Sholihin melanjutkan, dalam Al-Quran surat Ali Imron ayat 134-135 menjelaskan ciri orang bertaqwa. Yaitu orang yang rajin berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit. Rajin itu artinya terus menerus tidak putus.
“Contoh rajin belajar, rajin masuk sekolah ya terus menerus,” ucapnya.
Ciri kedua orang bertaqwa yaitu orang yang bisa mengendalikan emosi. Makanya orang akan mampu adil kalau ia punya ciri taqwa mengendalikan emosi atau amarah. Namanya manusia pasti punya emosi. Maka kendalikan.
“Ustad Adi Hidayat memberikan kiat, jika kita menghadapi sesuatu yang tidak baik maka bacalah taawud: Audzubillahiminassayitonirrojin,” pesannya. Karena taawud itu akan meredakan emosi atau amarah.
Ciri ketiga adalah orang bertaqwa mudah memaafkan kesalahan orang lain. Ini mengandung arti bahwa manusia mudah berbuat salah. Tapi kita harus mudah memaafkan orang lain agar kita menjadi orang bertaqwa.
“Memaafkan insyaAllah hidup akan lebih baik,” kata pria asli Lomngan itu.
Menutup kajiannya Kyai Sholihin menjelaskan penutup Qur’an surat Al-Maidah ayat 8. Yaitu Allah Maha teliti terhadap apa yang kita kerjakan. Dia menyimpulkan, Berbuat adil itu soal hati. Allah tahu gerakan di hati manusia. Maka agar hidup nyaman berbuat apapun yang terbaik didasarkan karena Allah.
“Memaafkan orang lain karena Allah. Lakukan apapun karena Allah. Itulah orang beriman sesungguhnya. Orang kalau beriman cirinya semakin banyak memohon ampun dan memohon pertolongan kepada Allah. InsyaAllah Allah akan memudahkan urusan kita,” pungkasnya. (mul)