MUDIPAT.CO – Bak oase di gurun pasir. Sebuah kiasan yang tepat untuk menggambarkan kegiatan guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) pagi ini, Jumat (22/07/2022). Betapa tidak, hampir dua tahun kajian tafsir setiap Jumat pagi yang diasuh oleh Dr. H. M.Sholihin, S.Ag.,MPSDM terhenti.
Namun, pagi ini kegiatan yang sempat terhenti karena pandemi Covid-19 diadakan lagi. Dengan antusias, para guru dan karyawan sejak pukul 06.30 WIB sudah memenuhi masjid KH. Ahmad Dahlan untuk mengikuti kegiatan tersebut.
Mengawali kajian tafsirnya Ustadz Sholihin, panggilan akrabnya mengingatkan pentingnya bersyukur. Menurutnya, para ulama sepakat bahwa syukur itu ada empat. Pertama, syukur bil qouli. Yaitu syukur dengan ucapan.
“Saat diberi rizki atau karunia mengucap Alhamdulillah,” itulah bentuk syukur bi qouli ujarnya.
Kedua adalah syukur bil fi’li, yaitu syukur dengan perbuatan. Menurut Ketua Majelis Tabligh Muhammadiyah PWM Jawa Timur ini bentuk syukur bil fi’li dapat ditunjukkan dengan ibadah kita semakin baik.
Menurutnya apa yang kita lakukan hari ini, apa yang kita pikirkan mulai sejak bangun tidur hingga tidur lagi adalah tentang kebaikan. Sebab pikiran, ucapan, tindakan, kebiasan, karakter termasuk dalam perbuatan/perilaku. Jadi semuanya harus baik.
Ketiga, syukur bil maali, yaitu syukur dengan harta. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan sebagian rizki/ berinfaq pada yang membutuhkan. “Infaq yang paling bagus setiap hari, terutama di waktu shubuh,”ucapnya.
Lebih lanjut ia menegaskan infaq harus dibiasakan. Selain agar itu bisa membersihkan harta juga dapat menolak balak, menghapus permusuhan, dan mendatangkan kasih sayang.
“Jadi kalau dengan tetangga ada yang tidak rukun, berarti diantara kita masih ada yang medit (pelit),”ujarnya.
Keempat adalah syukur bir ruuhi atau syukur bil qolbi. Yaitu syukur dg jiwa. Orang yang bersyukur akan semakin sabar, rendah hati, dan tawadhu.
“Jika kita melakukan empat syukur tersebut, kita akan menjadi hamba-hamba Allah yang muttaqin, tegasnya.
Selanjutnya, Ustadz Sholihin melanjutkan kajian tafsir dengan mengupas surat Al maidah ayat 1. “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya.”
Ayat ini menjelaskan jika berjanji harus ditepati. Baik janji manusia kepada Allah maupun janji antar sesama manusia. Sejak di dalam kandungan, menurut Ustadz yang murah senyum ini manusia sudah pernah berjanji dengan Allah.
“Alastu birabbikum,” (Bukankah Aku ini Tuhanmu?). Ruh kita menjawab, “Qoolu balaa syahidna (manusia menjawab iya kami bersaksi Engkau adalah Tuhan kami).”
Karena itulah, menurut Ustadz Sholihin Allah menagih janji kita, maka “penuhilah janji-janjimu” sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut. Ia berharap semoga kita semua menjadi hamba Allah yang bisa menepati janji. (Azizah)