MUDIPAT.CO – Pembukaan Rembug Nasional Forum Guru Muhammadiyah (FGM) diselenggarakan pada Jumat-Ahad (9-11/11/2018) di Kota Solo. Acara istimewa tersebut dibuka langsung oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr Haedar Nashir MSi.
Materi yang disampaikan orang nomor satu di Muhamamdiyah itu adalah Penguatan Kompetensi Proses Pembelajaran Guru Muhammdiyah di Rra Revolusi Industri 4.0. Acara diukuti oleh 430 peserta dari 34 propinsi di Indonesia, juga dihadiri oleh 600 penggembira yang pada saat pembukaan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Haedar mengatakan, organisasi profesi guru Muhammadiyah diharapkan bisa menunjukkan bisa meningkatkan kapasitas guru Muhammdiyah didirikan pada tahun 2016 di Malang.
Haedar berpesan, musyawarah rembug guru Muhammadiyah harus bisa membangkitkan kembali idealisasi guru sebagai guru yang unggul, maju, dan mencerahkan. Yang kedua, Kenapa idealisme harus dibangkitkan? Hal ini karena guru adalah tauladan bagi anak didiknya dan juga masyarakat.
“Anda sebagai pendidik, ayat Alquran pertama kali turun ‘iqro’. Mengajarkan manusia apa yang mereka tentang apa yang ia tidak ketahui. Bahwa Islam mengajarkan kita untuk menjadi ‘pembawa risalah’, mengajar apapun kita adalah da’i atau peran dakwah. Guru bukan hanya pengajar tetapi pendidik,” tuturnya.
Pesan ketiga, guru adalah pilar untuk melahirkan generasi bangsa yang utama. Seperti lagu lir ilir. Guru itu ada untuk mengerjakan yang susah.
“Guru adalah pendidik insyaallah rizkinya barokah. Tulisan Sukarno: menjadi guru dimasa kebangunan. Elit bangsa dan pemimpin bangsa seyogianya adalah guru bangsa. Jangan mengeluh terhadap keadaan bangsa ini, kita harus hadir berperan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Pesan yang terakhir, “jadilah guru yang tidak banyak mengeluh, tidak banyak menuntut. tetapi guru yang banyak bersyukur dan selalu berlomba-lomba dalam kebajikan,” tandas Haedar. (*)