MUDIPAT.CO – Sesaat setelah Gedung bergetar, sirine meraung di seantero SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat), pada pukul 08.45, Selasa (11/2/2025). Para siswa dan guru yang sedang pembelajaran di kelas nampak panik.
Guru mengintruksikan agar siswa bersembunyi di kolong meja, lalu semua patuh. Begitu sirine berhenti berbunyi, guru mengevakusi siswa, kedua tangan diletakkan di atas kepala masing-masing seraya berjalan menuju ke luar ruangan. Ini merupakan perlindungan terhadap kepala agar terhindar dari bahan bangunan yang bisa saja runtuh seketika.
Siswa menuju halaman lalu berkumpul di jalan raya Pucang Anom Surabaya. Suasana gaduh namun masih bisa dikendalikan. 1.450 siswa berkumpul di jalan raya. Tim tanggap bencana bersiaga, nampak beberapa tim menyisir ruangan, mungkin ada yang tertipa reruntuhan dan terluka.

Benar saja ada dua koraban yang terluka. Satu napak luka ringan namun masih sadarkan diri. Sedangkan korban satunya lagi luka parah dan tak sadarkan diri. Tim Medis Mudipat melakukan pertolongan pertama, kemudian ambulance secepat mungkin datang, korban dibawa untuk dirujuk ke rumah sakit. Begitu keadaan aman semua siswa dipersilakan masuk ke kelas masing-masing.
Itulah suasana simulasi bencana alam di SD Muhammadiyah 4 Surabaya yang bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya. Kegiatan tersebut sebagai bekal pengetahuan kepada warga sekolah apabila sekolah ditimpa musibah seperti gempa bumi. Ekpresis siswa panik juga takut. Namun ada juga yang santai saja.

“Kegiatan simulasi bencana ini kami lakukan agar warga sekolah siap dan sigap. Ini sangat penting dan bermanfaat. Meskipun kita tidak berharap ada bencana namun kita harus tahu cara mengamankan diri dan orang lain di sekolah tercinta ini,” ucap Kepala SD Muhammadiyah 4 Surabaya Ustadz Edy Susanto MPd di sela simulasi.
Salah satu siswa, Darma Aji Aditya Manggala kelas 3F mengaku simulasi bencana alam yang dia ikuti lumayan membuatnya panik. Namun hal itu penting sebagai wawasan cara melindungi diri saat terjadi bencana. Dia berharap di Mudipat tidak akan ada bencana. “Semoga meskipun kita tahu cara berlindung, di sekolah kita tidak ada bencana gitu lah,” ucapnya lantas tersenyum. (mul)


