Kegiatan finalisasi Rapat Kerja (Raker) di hari ke-2 diawali dengan sholat lail dan shubuh secara berjamaah, Kamis (18/12/2025). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya.
Mengawali ceramah usai sholat, Dr KH M. Sholihin SAg MPSDM mengajak jamaah untuk mengucap syukur Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah Allah berikan, yang tidak terhingga.
Berikutnya ia tak lupa mengingatkan dalam beragama tambah suwi mestinya tambah yakin, tambah suwi tambah rajin.
Abah Sholihin, sapaan karibnya, pun menceritakan setiap kali usai sholat, Rasulullah meminta para sahabat melingkar, terkadang mengaji, belajar agama, dan mendengar ceramah. Pada suatu kesempatan rasul menyampaikan pada sahabat tersebut kegiatan itu dengan hadza min roudhotulil jannah, inilah taman surga. “Jadi sebenarnya roudhotil jannah itu adalah kegiatan yang dilakukan setelah sholat tersebut,” ujar abah Sholihin.

Mengapa rasul menyebut kegiatan itu sebagai raudhatul jannah? Ustadz Sholihin pun menjabarkan sebab mendengar ceramah itu berat. “Ya lama, ya ngantuk, ya malas, ya ingat masalah yangg lain, termasuk ingat hutang juga. Maka pantaslah, balasannya surga,” ucapnya.
Abah Sholihin melanjutkan dalam satu kali kegiatan itu, Rasulullah memberi nasehat, dimana sahabat merasa terketuk dan tersentuh. Nasihat tersebut antara lain, pertama bertaqwalah pada Allah yang maha tinggi. Siapa orang yg bertaqwa? Pria kelahiran Lamongan ini menjelaskan orang yang bertaqwa cirinya adalah berinfaq baik dalam keadaan lapang maupun sempit, orang yang bisa mengendalikan emosi, dan orang yang memaafkan kesalahan orang (bukan pendedam).
Lebih lanjut menurut Rasulullah orang bertaqwa itu cirinya selalu mengingat Allah dimanapun berada. Hal ini dapat dilakukan dengan doa. “Coba ingat-ingat semua aktifitas kita diawali dan diakhiri doa. Seperti mau tidur baca doa, bangun tidur baca doa, dan aktifitas lainnya,” ungkapnya.
Ciri orang bertaqwa kedua menurut Rasulullah adalah orang yang bisa mengubah diri sendiri maupun sekitarnya. “Menyadarkan orang lain lebih gampang dari pada menyadarkan diri sendiri. Perubahan itu mengandung harapan pada orang lain. Beragama punya tanggung jawab sosial, tidak hanya mengurus dirinya sendiri,” pesannya.
Sedangkan ciri yang ketiga adalah bergaul dengan manusia dengan akhlak terbaik. Menurutnya, akhlak terbaik adalah menjaga perasaan orang lain. Sedang akhlak terburuk adalah hasad, yakni iri hati. Oleh karena itu jangan pernah merasa pinter, jangan pernah merasa bener, jangan pernah merasa kader. “Orang Muhammadiyah itu pintar-pintat, yang kurang cuma satu alas ditambah an, alasan,” ucapnya.
Nasihat kedua rasulullah yang kedua adalah peganglah sunnah Rasulullah, dendan cara contohlah ucapannya, perilakunya, dan keputusan-keputusannya.
Bagaimana ucapan Rasulullah? Ia melanjutkan yaitu qul khairan, berkata yang baik. Bagaimana mencontoh perbuatan Nabi? Yaitu mencontoh kehidupan Rasulullah dari lahir-meninggal, termasuk akhlaknya.
Nasihat ketiga adalah ikhlas. Semua yang kita lakukan semata-mata karena Allah. Jangan datang pengajian hanya karena presensi, diabsen sama pimpinan. “Gak dapat apa-apa kalau gitu,” ujarnya.
“Maka jangan heran pokoke pean titeni seng senengane gegeran, meski tidak pernah ikut pengajian,” tambahnya.
Mengapa? Karena dari pengajian itu kita memperoleh wa tawashoubil Haq, wa tawashoubish shobr. Saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran.
Sedang nasihat keempat adalah jauhkan dirimu dari perkara yang mengada-ada. Nah itu bisa disebut bid’ah. Menurutnya, dalam Muhammadiyah sekarang banyak ahli bid’ah. “Lho katanya menurut si A boleh ikut tahlilan. Lho katanya si B sekarang boleh bigini, dan lain-lain. Saya tegaskan dalam Muhammadiyah tidak ada fatwa pribadi. Fatwa dalam Muhammadiyah melalui lembaga tarjih,” tegasnya. (Azizah)


