Sunday, December 28, 2025
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYMateri 3 PIK: Islam Mengajak pada Rahmat Bukan Laknat

Materi 3 PIK: Islam Mengajak pada Rahmat Bukan Laknat

MUDIPAT.CO – Dalam acara Pemantapan Iman dan Keislaman (PIK), Ustadz Imam Sapari, SHI, M.Pd.I, menyampaikan kajian mendalam mengenai esensi Islam yang sesungguhnya: agama yang damai, penuh kasih sayang, dan menjauhi amarah. Kajian ini menekankan pentingnya membangun “Keimanan yang kuat, keislaman yang hebat, dan generasi yang bermartabat.”

Ustadz Imam Sapari menggaris bawahi tiga poin utama yang menjadi pilar dalam membentuk karakter Muslim sejati yang ramah, bukan pemarah.

1. Islam: Agama Kasih Sayang Universal

Ustadz Imam menegaskan bahwa Islam adalah agama kasih sayang. Beliau mengutip firman Allah dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 107 yang artinya, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

“Allah mengutus Nabi Muhammad SAW bukan untuk membawa amarah, tetapi untuk membawa rahmat (kasih sayang) bagi seluruh alam,” jelas Ustadz Imam.

Beliau kemudian memberikan contoh klasik dari sejarah Rasulullah SAW, yaitu Kisah Rasulullah dengan pengemis Yahudi yang buta. Meskipun sering dicaci maki, Rasulullah tetap menyuapi dan melayaninya dengan penuh kelembutan, sebuah teladan nyata dari konsep rahmatan lil ‘alamin.

2. Kekuatan Sejati Adalah Mengendalikan Amarah

Poin kedua yang disampaikan Ustadz Imam Sapari adalah tentang definisi sejati dari kekuatan. Menurut beliau, persepsi bahwa orang yang paling kuat adalah yang jago berkelahi atau berkuasa adalah keliru.

“Orang yang paling KUAT bukanlah orang yang jago berkelahi. Orang yang paling kuat adalah ia yang mampu MENGENDALIKAN AMARAHNYA!” tegasnya.

Hal ini sejalan dengan hadis shahih Rasulullah SAW yang menyebutkan bahwa orang kuat adalah orang yang mampu menguasai dirinya saat marah. Ustadz Imam juga membagikan tiga langkah praktis untuk mengendalikan emosi saat amarah memuncak:

 * Tarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

 * Mengucapkan ta’awudz (A’udzubillahi minasy-syaithanir-rajim) untuk memohon perlindungan dari godaan setan.

 * Mengubah posisi, misalnya dari berdiri menjadi duduk, atau dari duduk menjadi berbaring.

3. Senyum: Sedekah Termudah dan Terdekat

Melengkapi poin-poin sebelumnya, Ustadz Imam Sapari mengingatkan bahwa menyebarkan keramahan dan kasih sayang bisa dimulai dari hal yang paling sederhana.

Mengutip hadis shahih, beliau menekankan, “Rumah adalah sedekah termudah.” Maksud dari ‘sedekah termudah’ yang beliau sampaikan adalah senyum. Hadis tersebut menyatakan, “Tabassumuka fi wajhi akhika shadaqah (Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah).”

Tindakan sederhana ini, menurut Ustadz Imam, adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang ramah, dimulai dari rumah sendiri, dan menyebar ke masyarakat luas.

Kesimpulan: Tiga Pilar Ramah
Ustadz Imam Sapari menutup kajiannya dengan merangkum tiga pilar utama yang harus dipegang teguh oleh umat Islam: Ingat Konsep Rahmatan Lil ‘Alamin: Menjadikan kasih sayang sebagai landasan dalam setiap interaksi. Latihan Sabar dan Kendalikan Marah: Membangun kekuatan diri dengan menguasai emosi. Sebarkan Senyum (Sedekah Termudah): Menjadikan keramahan sebagai identitas diri.

Pesan utama dari acara ini jelas: Islam adalah agama yang hadir membawa damai, yang mendorong umatnya menjadi pribadi-pribadi yang kuat bukan karena kekerasan, melainkan karena kemampuan untuk menahan diri dan menebarkan keramahan serta kasih sayang. (Shofi/Mul)

RELATED ARTICLES

Most Popular