Tuesday, December 30, 2025
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYWayang Imajinatif Karya Akhtar Siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya Tampil di Pameran...

Wayang Imajinatif Karya Akhtar Siswa SD Muhammadiyah 4 Surabaya Tampil di Pameran Nasional

MUDIPAT.CO – Jum’at, 25 Juli 2025, Museum Pendidikan Surabaya menjadi saksi pembukaan pameran seni Another Day to Play, yang diadakan untuk memperingati Hari Anak Nasional. Pameran yang diselenggarakan oleh Lotus Art Course dan diorganisir oleh Orasis Art Space ini menampilkan karya-karya kreatif dari 12 seniman muda berbakat Indonesia.

Salah satu seniman muda yang mencuri perhatian dalam pameran ini adalah Ali Akhtar Aryasatya, siswa kelas 5 dari SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat). Akhtar, yang telah berusia 12 tahun, memamerkan karya unik berupa wayang kertas dengan media campuran. Karya ini merupakan hasil perpaduan antara imajinasi Akhtar dan inspirasi yang ia dapatkan dari dunia permainan digital. Sebanyak 10 tokoh wayang ia ciptakan, masing-masing dengan karakter yang beragam, mulai dari tokoh protagonis yang penuh kebaikan hingga antagonis yang menantang.

Sebanyak 10 tokoh wayang ia ciptakan dengan karakter yang beragam—mulai dari tokoh protagonis hingga antagonis. Setiap karakter memiliki ciri khas tersendiri, menampilkan kecermatan Akhtar dalam menciptakan narasi visual yang kuat dan sarat makna.

Akhtar bukanlah nama baru di dunia seni rupa anak-anak. Karya-karyanya telah menghiasi lebih dari 15 pameran nasional dan internasional. Ia juga berhasil menyabet Silver Medal dari Mizyai Gallery di Turki, menjadi finalis UOB Painting of the Year, serta meraih sejumlah penghargaan “Best Artwork” di berbagai ajang nasional.

Pencapaian Akhtar tidak hanya membanggakan keluarga dan sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia lainnya untuk berani mengekspresikan diri melalui seni.

Pameran Another Day to Play membuka ruang bagi anak-anak untuk tampil sebagai pencipta, bukan hanya penikmat seni. Semangat ini sejalan dengan tujuan peringatan Hari Anak Nasional—menghargai suara, imajinasi, dan potensi setiap anak sebagai bagian dari masa depan bangsa.

Selain karya seni visual, pameran ini juga menampilkan karya-karya interaktif yang mengajak pengunjung untuk berpartisipasi langsung, menggambarkan bagaimana seni bisa menjadi medium ekspresi dan penyampaian gagasan kreatif. Karya-karya yang ditampilkan tidak hanya mengundang pemikiran tentang permainan, tetapi juga tentang isu sosial dan cara anak-anak dapat menggunakan seni untuk memahami dunia sekitar mereka.

Sejak usia lima tahun, Akhtar sudah mulai menyalurkan imajinasinya lewat lukisan doodle yang penuh warna cerah. “Saya berharap karya-karya saya bisa menginspirasi orang-orang untuk berimajinasi tanpa batas,” ungkap Akhtar dengan penuh semangat. Keikutsertaan dalam Another Day to Play menjadi bukti nyata dari perjalanan kreatifnya yang telah berlangsung sejak usia dini.

Pameran ini juga mengusung tema yang sangat relevan dengan perkembangan anak-anak di era digital. Putu Mahendra, Founder dan Owner Lotus Art Course, menjelaskan bahwa pameran ini menyoroti bagaimana permainan memainkan peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. “Lewat karya yang dipamerkan, pengunjung diajak untuk merefleksikan perubahan makna bermain, terutama di tengah arus digital dan komersialisasi,” ujar Putu.

Selain menampilkan karya seni visual, Another Day to Play juga menyajikan karya-karya partisipatif yang mengundang pengunjung untuk berinteraksi langsung. Konsep ini bertujuan untuk mendorong anak-anak menggunakan seni sebagai medium ekspresi, belajar, dan berimajinasi. Beberapa karya yang dipamerkan mendorong pengunjung untuk terlibat, sehingga mereka dapat merasakan bagaimana bermain bisa menjadi sarana untuk membaca sejarah, menyuarakan isu sosial, dan menyampaikan gagasan kreatif.

Akhtar sendiri bukanlah seniman baru di dunia seni anak. Ia telah mengikuti lebih dari 15 pameran seni baik di tingkat nasional maupun internasional. Beberapa pencapaiannya yang menonjol termasuk meraih Silver Medal dari Mizyai Gallery di Turki, menjadi finalis UOB Painting of the Year, dan menyabet sejumlah penghargaan Best Artwork dalam berbagai ajang seni bergengsi.

Karya-karya Akhtar telah mendapat apresiasi luas dan menjadi inspirasi bagi banyak anak Indonesia untuk berani mengekspresikan diri melalui seni. Pencapaian ini juga membanggakan keluarga, sekolah, dan komunitas seni anak di Surabaya.

Pameran Another Day to Play tidak hanya memberikan ruang bagi anak-anak untuk menikmati karya seni, tetapi juga memberi mereka kesempatan untuk menjadi pencipta seni. Hal ini sejalan dengan semangat peringatan Hari Anak Nasional, yang bertujuan untuk menghargai suara, imajinasi, dan potensi setiap anak Indonesia dalam membentuk masa depan bangsa.

Pameran ini berlangsung dari 26 Juli hingga 3 Agustus 2025 dan terbuka setiap hari, kecuali Senin, mulai pukul 09.00–21.00. Bagi para pengunjung yang tertarik, pameran ini menawarkan kesempatan untuk melihat langsung karya-karya seni yang lahir dari dunia imajinasi dan kreativitas anak-anak Indonesia.

“Saya selalu terpukau oleh wayang, penuh misteri, kebijaksanaan, dan cerita epik. Namun, alih-alih menggambarnya dengan cara tradisional, saya ingin menafsirkan ulang mereka dengan gaya saya sendiri penuh warna, berani, dan sedikit nyentrik. Ini adalah karakter wayang modern saya, masing-masing dengan kepribadian dan cerita uniknya sendiri. Perpaduan antara yang lama dan yang baru, seperti cara saya melihat dunia.” ujar Ali Akhtar Aryasatya. (Anggie Salsabila/Lala/Anisah)

RELATED ARTICLES

Most Popular