MUDIPAT.CO – ”Katakanlah: “Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang besar (hari kiamat), jika aku mendurhakai Tuhanku. Siapa yang dijauhkan darinya (azab) pada hari itu, maka sungguh Dia telah merahmatinya. Itulah keberuntungan yang nyata,” bunyi terjemah dari Surat Al An’am 15-16. Pada kajian tafsir kali ini ayat 15-16 ini dikupas di hadapan guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya, Jumat (5/12/2025).
Kyai Dr. H.M. Sholihin, S.Ag, MPSDM, pengasuh kajian ini menyampaikan siapapun yang durhaka akan mendapat adzab dari Allah. Siapa orang durhaka itu? Menurutnya orang yang durhaka adalah orang yang tidak taat pada Allah, tidak melaksanakan perintah Allah, dan tidak melaksanakan syariat Allah.
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa TImur itu menjabarkan musibah bisa dilihat dari 3 perspektif. Yaitu, pertama musibah dipandang sebagai ujian/cobaan. ”Keimanannya atau ketaqwaannya diuji supaya amal sholih meningkat, iman dan taqwa semakin mantap, dan semakin ihklas,” ungkapnya
Kedua, musibah sebagai peringatan/warning. Saat diberi musibah bisa jadi Allah memperingatkan kita, supaya kita kembali ke jalan yang benar, jika imannya kurang maka kembali pada Allah
Ketiga, musibah sebagai adzab. Jika sudah diuji, sudah diperingatkan tetap tidak kembali pada Allah, maka Allah mengunci hatinya Allah. Maka Ustadz Sholihin menyarankan agar sering berdoa pada Allah, agar Allah tidak mengunci hati kita. Salah satu doa yang bisa dibaca adalah Rabbana laa tuzigh quluubanaa ba’da idz hadaitanaa wahab lanaa min ladunka rahmah innaka antal wahhaab.
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau berikan petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi.”
Mubaligh kelahiran Lamongan ini juga menambahkan orang yang dijauhkan dari adzab adalah orang yang mendapat rahmat Allah. Ia pun menambahkan dalam hidup itu ada 4 hal yang dicari, yaitu cari rahmat Allah, cari pertolongan Allah, cari ridho Allah, dan cari kesejahteraan hidup dunia akhirat.
”Orang yang mendapat rahmat itu yang mendapat fauzul Mubin, kemenangan atau keberuntungan yang nyata,” jelasnya.
Oleh karena itu menurutnya jika kita merasa cukup dengan urusan dunia, maka kita akan disibukkan dengan urusan akhirat. (Azizah)


