MUDIPAT.CO-Gebyar MPLS menjadi puncak acara sekaligus penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya, digelar di lapangan olahraga, Sabtu (19/7/2025).
Seluruh siswa baru berbondong-bondong menuju lapangan. Mereka duduk dengan tertib didampingi wali kelas, guru mata pelajaran, dan tenaga kependidikan. Hadir pula orang tua siswa baru yang duduk di pinggir lapangan. Pukul 07.30 WIB penutupan MPLS dimulai.
Acara dimulai dengan penampilan Little Warrior Band dengan menyanyikan dua lagu. Dilanjutkan dengan atraksi silat Tapak Suci.

Lalu Wakil Kepala Sekolah Aliyatus Zakiyah menyampaikan sambutan. Dalam sambutannya, perempuan lulusan Unair itu mengatakan sekolah merupakan rumah kedua.

“Sekolah adalah rumah kedua bagi kalian, maka dari itu kalian harus mengenal lingkungan di sekolah. Ruangan-ruangan di sekolah kalian harus tahu, misalnya perpustakaan, UKS, labkom, dan lain-lain,” katanya.
Setelah itu dilanjutkan dengan berkisah. Gebyar MPLS kali ini siswa baru disuguhkan penampilan berkisah dari Fatwa Amalia. Perempuan asal Gresik itu berkisah dengan tema Menjaga Bumi Kita.
Dia menuturkan kisah dengan apik dan atraktif. Saat berkisah, Fatwa menyelipkan pesan-pesan bijak, misalnya membuang sampah harus pada tempatnya.
“Anak-anak buanglah sampah pada tempatnya, kalian tidak boleh membuang sampah sembarangan, apalagi membuang sampah di kali (sungai). Itu bisa berakibat fatal, misalnya banjir,” pesannya.
Siswa baru pun menikmati dan terhibur dengan penampilan Fatwa.
Puncak MPLS semakin meriah dengan penampilan siswa baru. Tiap kelas secara bergantian dipanggil di atas panggung untuk tampil. Mereka menampilkan gerak dan lagu dengan tema yang berbeda. Ada juga yang menampilkan hafalan surat-surat pendek.
Seperti yang ditampilkan siswa kelas I-E. Mereka menampilkan hafalan surat An Naas.
Di sela-sela sesi penampilan siswa baru, disuguhkan atraksi sulap agar lebih terhibur.
Suasana semakin meriah saat pesulap mengajak satu siswa tampil bersama di atas panggung. Tetapi sebanyak 20 siswa lebih naik ke atas panggung, mereka sangat antusias diajak main sulap. Pesulap pun bingung memilih.
Pesulap tidak kurang akal, dibuatlah permainan untuk memilih satu siswa. Dari permainan itu, akhirnya terpilih Elfath Zhafran Normanda kelas 1-F.
“Senang banget, akhirnya aku yang terpilih diajak main sulap sama badut, badutnya lucu,” katanya.
Saat di atas panggung Elfath sempat merasa deg-degan. “Deg-degan, badutnya kayak mau jailin aku, aku disuruh pegang tongkat tapi tongkatnya malah letoy, tapi anehnya pas dipegang sama badut, tongkatnya tegak, seru banget sih,” ujarnya saat ditemui di kelas saat istirahat.
Selesai penampilan atraksi sulap, dilanjutkan kembali penampilan siswa baru di atas panggung. Terakhir acara ditutup dengan berdoa bersama. (Aji)


