Wednesday, October 1, 2025
spot_imgspot_img
HomeMUDIPAT TODAYAbah Sholihin Bahas Kesempurnaan Agama seseorang di Kajian Rutin Jumat Pagi

Abah Sholihin Bahas Kesempurnaan Agama seseorang di Kajian Rutin Jumat Pagi

MUDIPAT.CO – “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan; dan diharamkan atasmu (menangkap) binatang buruan darat, selama kamu dalam ihram. Dan bertakwalah kepada Allah Yang kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.” Demikian terjemahan dari Surat Al Maidah ayat 96, yang dikupas pada kajian rutin perdana usai jeda bulan puasa, Jumat (11/4/2025).

Kajian ini diikuti oleh seluruh guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya. Kali ini diasuh oleh Dr.H.M.Sholihin, S.Ag. MPSDM. Mengawali kajian ini, Ustadz Sholihin, panggilan akrabnya menyampaikan dalam Al Quran itu Allah selalu mengatakan hal yang halal terlebih dahulu. Setelah itu baru ada ketentuan-ketentuan tentang hal yang diharamkan.

Seperti dalam ayat 96, ia melanjutkan, Allah menghalalkan semua hewan buruan laut dan makanan yang berasal dari laut. Namun berikutnya Allah pun mengharamkan menangkap binatang buruan darat apabila sedang dalam keadaan berihram.

Berikutnya, Abah Sholihin (sapaan karibnya) menjabarkan agama seseorang bisa sempurna apabila, pertama mengetahui hal-hal yang halal dan haram. “Antara halal dan haram itu menyangkut dua hal, yaitu perbuatan dan makanan,” ucapnya.

Kedua, watawa shoubilhaqqi watawa shoubishobr. Yaitu saling nasehat menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. “Jare wong jowo jenenge tutur-tutur,” ujarnya. Ustadz Sholihin pun menambahkan saling nasehat menasehati pun ada adabnya. Seperti dalam Surat An Nahl ayat 125, terjemahnya sebagai berikut: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.”

Ia pun memberikan tips bagaimana cara menasehati anak yang baik. Pertama, dengan kinestetik, yaitu dengan belaian. “Kita belai kepalanya, kita belai punggungnya, atau kita dekati /dekap anaknya. Ini Tingkat keberhasilannya 57 persen,” jelasnya. Kedua, intonatif, yakni dengan tekanan bahasa yang enak/ halus, tidak kasar bahkan teriak-teriak. Cara ini tingkat keberhasilannya 37 persen. Ketiga, subtantif, yakni isi nasehat. “Cara ketiga ini tingkat keberhasilannya hanya 6 persen,” ujarnya.

Ketiga, yaitu ta’awun. Ta’awun berarti tolong menolong dalam kebaikan dan takwa dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Keempat, amar makruf nahi mungkar, mengajak pada kebaikan dan mencegah pada kemunkaran. “Amar makruf nahi mungkar bukan hanya tugas Ustadz, tapi tugas kita semua. Misalnya, ada anak bertengkar, dicegah dengan dilerai atau dinasehati,” ucapnya. (Muhimmatul Azizah)

RELATED ARTICLES

Most Popular