MUDIPAT.CO – Wali murid SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya sejak pagi berbondong-bondong menuju sekolah. Rupanya para wali murid ini hadir untuk mengambil rapor sisipan hasil sumatif ananda Sabtu pagi (28/10/2023) itu.
Acara dirangkai dengan Seminar Parenting menghadirkan Bunda Widji Lestari SPsi MPsi Psikolog, Tim Psikologi Puspaga DP5A Surabaya. Acara diikuti orangtua siswa keals 1 dan 2 di Smamda Tower lt. 6.
Bunda Widji menyampaikan 4 hak anak yang harus dipenuhi orangtua. Hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan, dan hak partisipasi. Hak hidup sudah muncul sejak anak menjadi janin. Hak tumbuh kembang termasuk pendidikan.
“Karakteristik generasi alpha mampu melakukan beberapa kegiatan sekaligus. Memiliki cara berpikir terbuka dan informatif. Cenderung tidak mengikuti aturan. Cenderung kurang dalam berkomunikasi verbal, tidak sabaran dan serba instan.” jelas Owner Rumah Konseling AZ Zahrah itu.

Ditambahkan, ada beberapa hal yang harus dihindari untuk pola asuh genenasi alpha. Pertama, kurang kontrol dalam penggunaan internet, gadget, dan media sosial. Menurut Bunda Widji, anak-anak di sekolah dasar rata-rata memiliki beberapa akun media sosial. Ia pun menyarankan orang tua untuk mengikuti semua media tersebut.
“Kedua, melakukan komunikasi negatif. Ketiga, kurangnya apresiasi terhadap anak. Keempat, kurang memberi sentuhan pada anak. Yang dimaksud dengan sentuhan ini bukan hanya menyentuh secara fisik saja. Meski salah satu orangtuanya bekerja di luar kota, tetap bisa mendekatkan emosional pada orang tua dengan sering komunikasi jarak jauh,” katanya.
Indonesia merupakan negara dengan peringkat ketiga fatherless (kurangnya peran ayah dalam pola asuh anak). “Padahal peran ayah sangat penting. Darinya anak belajar mengambil keputusan dan risiko. Ia juga menjadi figur laki-laki dewasa,” jelas Bunda Widji.
Namun peran ayah di Indonesia sangat rendah. Dampaknya, anak tak percaya diri. Anak juga merasa malu dan kesepian di lingkungan banyak orang. “Apalagi anak perempuan. Karena saya yakin ayah adalah cinta pertama anak-anak perempuannya,” lanjutnya.
“Saya yakin kalau ibu-ibu lebih dekat daripada ayah. Namun ada juga ibu yang tinggal bersama anak, namun tidak ada bonding antara keduanya. Ini yang disebut motherless,” terangnya. Ia pun melanjutkan bahwa anak motherless akan sulit percaya pada orang lain bahkan pasangannya saat dewasa.
Di akhir sesi, Bunda Widji mengajak 400 wali murid kelas I dan II untuk merenung bersama atas kesalahan pola asuh selama ini. Tak sedikit mata yang sembab sembari sesekali menyeka air mata. Iringan lagu Saat Kau Telah Mengerti dari Virgoun. (Erfin)


