MUDIPAT.CO – Tim Polda Jatim menjadi guru tamu atau guest teacher di kelas 4B SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya (Mudipat) pada hari Jumat, 14 Februari 2025. Salah satu tim Polda adalah Ipda Septi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program pencegahan dari Polda Jatim untuk memberikan edukasi tentang bahaya bullying dan narkoba sejak dini.
Sebelum memulai materi, Ipda Septi bertanya kepada siswa tentang pengalaman bullying. Radit, Adzkia, dan Azzam, siswa kelas 4B, berbagi pengalaman mereka terkait bullying. Mereka bercerita bahwa mereka pernah dibully di sekolah. “Dulu aku pernah dikatain gendut sama temanku,” ucap Radit.
Ipda Septi menjelaskan apa itu bullying, jenis-jenisnya, serta dampaknya bagi korban maupun pelaku. Beliau menekankan bahwa bullying tidak hanya berupa kekerasan fisik, tetapi juga bisa berupa kata-kata yang menyakitkan atau diskriminasi. “Semua tindakan yang membuat orang lain merasa tidak nyaman, sakit hati, atau takut adalah bullying,” tegasnya.
Seorang siswa kelas 4B bertanya, “Apa yang harus kita lakukan kalau kita dibully?”
Ipda Septi menjawab, “Jika kita dibully, harus tutup telinga dan pergi jauh dari teman tersebut, lalu jangan lupa lapor ke wali kelas atau guru yang terdekat.”
Selain itu, Ipda Septi juga memberikan pemahaman tentang narkoba, jenis-jenisnya, dan bahayanya bagi kesehatan fisik dan mental. Beliau mengingatkan para siswa untuk tidak pernah mencoba narkoba dan menjauhi pergaulan yang buruk. “Narkoba sangat berbahaya bagi tubuh kita. Jangan mau menerima apapun dari orang lain, terutama yang tidak dikenal, baik dalam makanan, minuman, maupun suntikan,” jelasnya.

Siswa kelas 4B terlihat sangat tertarik dan antusias dengan materi yang disampaikan oleh Ipda Septi. Banyak siswa yang bertanya dan aktif menjawab pertanyaan. Tim Polda Jatim juga membagikan banyak hadiah seperti helm, tas, mukena, tepak pensil, sarung, dan lain sebagainya, sehingga memicu semangat siswa untuk selalu aktif bertanya dan menjawab pertanyaan.
Setelah menjelaskan terkait bullying dan narkoba, siswa 4B juga dijelaskan terkait rambu-rambu lalu lintas seperti dilarang masuk, area parkir, dilarang berhenti, dan lain sebagainya.
Ustadzah Titik Iftitah, S.Pd selaku wali kelas 4B berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi para siswa. “Anak-anak bisa semakin tahu tentang bullying, bahkan tadi sudah dijelaskan ketika tidak mendengarkan temannya berbicara di depan itu salah satu bentuk bullying dengan tidak menghargai,” ujarnya.
Dengan pemahaman yang ditanamkan sejak dini tentang bahaya bullying dan narkoba, diharapkan anak-anak dapat menjauhi perilaku negatif tersebut dan menjadi generasi muda yang berkualitas. (Natasya)