Oleh: Astrid – Bidang Sosial Ikatan Wali Murid (IKWAM) SD Muhammadiyah 4 Surabaya (Mudipat)
MUDIPAT.CO – Indonesia adalah Negeri dengan berbagai julukan, 2 diantaranya adalah Zamrud Katulistiwa dan Paru-paru Dunia. Melihat dari julukan indah yang diaungerahkan kepada Indonesia, seharusnya Indonesia menempati urutan paling tidak 10 teratas di Dunia untuk tingkat kebersihan.
Zamrud Katulistiwa disematkan karena Indonesia berada di wilayah tropis yang membentang dari ujung ke ujung daratan Indonesia dengan hutan hujan tropis yang lebat dan pemandangan alamnya yang indah bagaikan permata zamrud. Dapat kita bayangkan jika pemandangan indah ini harus terusik dengan begitu banyaknya sampah yang tidak terbuang secara benar.
Paru-paru Dunia disematkan karena Indonesia adalah negara penyumbang oksigen terbesar kedua di Dunia karena memiliki jumlah hutan terbesar kedua di Dunia. Alangkah indahnya jika kesadaran akan pentingnya menjaga keberlangsungan Bumi ini bisa kita bangun bersama dengan mulai peduli membuang sampah secara benar.
Kesadaran pentingnya peran kita dalam menjaga kebersihan lingkungan, seharusnya menjadi salah satu pendidikan dasar yang wajib diberikan kepada anak anak. Mencoba membawa masuk program Go Green ke keluarga besar Mudipat, adalah tantangan besar, mengingat Mudipat tergambarkan sebagai Sekolah dengan mayoritas keluarga Priyayi Kagungan (Orang Berada), ditambah dengan adanya pertanyaan yang cukup menantang: “Apakah yakin program ini bisa berjalan, karena wali murid Mudipat adalah kalangan berada (dengan asumsi dari penanya, bahwa kalangan berada enggan berurusan dengan sampah)”
Sedangkan Program Go Green ini adalah gerakan sedekah sampah yang intinya adalah “Jika ada sampah dirumahmu, jangan dibuang, bawa ke Sekolah untuk disedekahkan (berurusan dengan sampah)”
Kegiatan ini membawa harapan yang besar, jika dengan jumlah siswa siswi Mudipat sebanyak 1.400 sekian siswa, membawa sampah plastik, yang ada dirumah mereka ke sekolah, bisa dibayangkan berapa banyak sampah anorganik yang sudah berhasil terpisahkan dari sampah organik yang ada di rumah mereka masing-masing?
Terlihat kecil, namun bantuan kecil dari siswa siswi dan keluarga besar Mudipat ini, telah memberi kesempatan kepada BUMI, untuk dapat sedikit bernafas secara sehat. Karena berkurangnya resiko tercampurnya sampah anorganik dan organik, hasil dari pembiasaan membawa sampah plastik untuk disedekahkan ke Sekolah, yang secara tidak langsung telah memisahkan 2 jenis sampah tersebut.
Mengawali Go Green yang dilaunching pada tanggal 19 Agustus 2023, kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap bulan di hari Jum’at, minggu pertama dan ketiga, dan telah dilaksanakan selama 9 sesi.
Jenis-jenis sampah yang bisa disedekahkan beragam, seperti:
1. Botol plastik (air mineral, air berasa, minyak goreng, botol shampoo, botol sabun cair dll)
2. Tutup galon air mineral
3. Kaleng bekas susu dll
4. Koran, Majalah, buku
5. Kardus
6. Minyak jelantah
FOKUS GO GREEN MUDIPAT
Mudipat sendiri masih difokuskan pada sampah nomer 1 dan 2, yaitu botol plastik dan tutup galon air mineral. Kegiatan ini gayung bersambut dengan pihak sekolah dengan pemberian nama SEBOTIK (Sedekah Botol plasTIK) untuk menggantikan nama Go Green, beserta penyediaan container Sebotik di Gedung ADEC dan di Gedung Belajar. Dan sebagai bentuk apresiasi Sekolah mengenai kegiatan ini, maka muncullah wacana untuk Pemecahan Rekor MURI Sebotik sebanyak 79.000 botol plastik, sebagai penanda 79 tahun Indonesia Merdeka.
Karena kegiatan Sebotik ini sudah dilakukan jauh jauh sebelumnya, yang harus kami lakukan adalah terus melakukan sosialisasi Sebotik, mengajak semua keluarga besar Mudipat untuk turut serta berpartisipasi mensukseskan pemecahan Rekor Muri Sebotik sebanyak 79.000 botol plastik, sehingga bisa melengkapi sisa jumlah botol yang diperlukan.
Alhamdulillah berkat kerjasama dan dukungan dari semua pihak keluarga besar Mudipat, selama 1 bulan penuh, akhirnya berhasil melengkapi bahkan melebihi dari target awal jumlah botol plastik sebanyak 79.000 menjadi 94.000 botol plastik.
Pada tanggal 23 Agustus 2024, tim Muri dari Jakarta melakukan verifikasi mengenai keberadaan botol botol plastik yang terletak di 2 titik, yaitu di kantin gedung belajar dan di parkir Timur gedung Adec Mudipat, puncaknya pada tanggal 24 Agustus 2024, piagam penghargaan Muri kami terima dengan tangan kami.
Keberhasilan pencapaian ini bukan diraih tangan dalam hitungan detik, namun melalui proses yang panjang. Dan bagian terpenting bukan hanya mengenai pencapaiannya, melainkan juga mengenai proses dan goalnya.
Proses sampai dititik ini, tidaklah mudah, ada begitu banyak tantangan dan rintangan yang hadir di hadapan tanpa diminta. Istiqomah dan konsisten terhadap apapun yang dilakukan dan diucapkan, bukanlah hal yang patut diremehkan.
Goal dari kegiatan Sebotik dari awal sampai saat ini ada 3, yaitu:
1. Memberikan BUMI sedikit bantuan, dengan terpisahnya sampah organik dan sampah anorganik, jika BUMI bisa berbicara, dia akan menyampaikan rasa terima kasihnya atas bantuan kecil yang sudah kita berikan.
2. Gerakan sosial. Dimana hasil penjualan sampah botol plastik ini akan dirupakan bingkisan sembako, untuk dibagikan kepada lingkungan sekitar Mudipat seperti tukang becak, pedagang kaki lima serta dibagikan ke kaum Duafa.
3. Sebotik ini dapat terus berkelanjutan.
Inilah harapan besar dibalik kesuksesan kegiatan Pemecahan Rekor Muri Mudipat, tercapainya GOAL.
Lalu jika sampah bisa disedekahkan, kenapa dibuang?
Jangan buang sampahmu, sedekahkan saja …
Terima Kasih. (*)
Follow IG Ikwam Bid Sosial untuk dapat memantau dan mengikuti setiap proses perkembangannya di IG : ikwam_mudipat-bidsosial