Mudipat.co – Kajian tafsir kali ini masih mengupas Surat Al Fatihah, Jumat (30/8/2024). Kajian untuk guru dan karyawan SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Surabaya ini seperti biasa diasuh oleh Dr.H.M. Sholihin, S.Ag, MPSDM. Memulai kajian, Ustadz Sholihin, panggilan kesehariannya menyampaikan dalam Surat Al Fatihah terdapat banyak pujian terhadap allah. Hal itu merupakan wujud penghambatan manusia terhadap dzat yang menciptakan, yaitu Allah.
Hal itu wakil ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (PWM Jatim), dapat dilihat dari bunyi ayat iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin. Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami minta pertolongan. Selain itu Ustadz Sholihin juga menyebut dalam Surat yang disebut Ummul Kitab tersebut terdapat ketetapan iman serta jalan orang yang mendapat nikmat dari Allah. Tanda-tanda kebahagiaan dan akhir orang yang sengsara.
Hal itu bisa dilihat dalam ayat, ihdinash shirathal mustaqim. Shirathal ladziina an’amta ‘alaihim. Ghairil maghdlubi ‘alaihim wa ladl dlollin. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Lebih lanjut Ustadz Sholihin juga mengatakan tentang Kekuatan Muhamadiyah hingga bisa bertahan sampai hari ini. Menurutnya Muhammadiyah itu bisa besar dan eksis hingga saat ini karena lima perkara, pertama memegang teguh prinsip keagamaan atau yang lebih dikenal dengan manhaj. “Misalnya ajaran Muhammadiyah itu kembali pada Qur’an dan sunah, Muhammadiyah itu gerakan dakwah amar makruf nahi Munkar, dan masih banyak lagi,” ujarnya.
Kedua, adanya militansi penggeraknya. Militansi atau dalam kata lain disebut Ikhlas muncul dari semua anggota, bukan hanya pimpinan. “Jadi orang Muhammadiyah itu harus Ikhlas sak sembarange. Ya Ikhlas waktune, hartane, tenagane, lan sing pikirane. Nek gak Ikhlas, gak usah dadi wong Muhammadiyah,” ucapnya.
Ketiga, sistem organisasi. Ini berkaitan dengan aturan atau manajemen yang dipakai. Menurutnya, manajemen Muhammadiyah yaitu kolektif kolegial, apapun dimusyawahkan Bersama, diputuskan, dan dikerjakan Bersama. Keempat, kiprah dakwah. Termasuk sekolah mengandung unsur dakwah. “Jadi semua yang masuk disini harus ikut berdakwah. Dakwah tidak harus ceramah, ikut mendengarkan ceramah menfasilitasi, mendukung, memotivasi itu bagian dakwah,” tegasnya.
Kelima adalah kiprah amal usaha Muhammadiyah (AUM). Punya murid banyak bagian dari dakwah. Oleh karena itu kiprah AUM harus berkembang terus menerus. Kiprah AUM yang paling sederhana adalah adanya kegiatan pengajian. Karenannya, di masing-masing Ranting Muhammadiyah harus ada kegiatan pengajian ini. “Ranting jika belum bisa memiliki AUM berupa sekolah, mushola atau masjid bisa memulai dengan mengadakan pengajian,” ungkapnya. (Azizah)